Bengkulu (Antara) - Kapolda Bengkulu Brigjen Pol M Ghufron mengatakan belum menerima laporan tentang upaya penangkapan seorang warga Desa Susup, Bengkulu Tengah, oleh anggotanya terkait unjuk rasa ratusan warga anti-tambang yang berujung bentrok antara warga dengan polisi.

"Saya belum terima laporan soal kejadian di Desa Susup. Tapi kalau rencana penangkapan tersangka memang ada," kata Kapolda M Ghufron di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan kepolisian masih mengusut dalang bentrok antara aparat polisi dengan warga saat unjuk rasa ratusan warga dari 11 desa di Kecamatan Merigi Saksi dan Kecamatan Merigi Kelindang, Bengkulu Tengah, di lokasi kamp PT Cipta Buana Seraya pada Sabtu (11/6).

Namun ia belum menerima laporan adanya penangkapan tersangka dalam kasus tersebut.

Tentang aksi sejumlah pria bersenjata lengkap yang mendatangi rumah salah seorang warga di Desa Susup pada Rabu (15/6) pukul 02.00 WIB, Kapolda belum bisa memastikan bahwa mereka adalah anggotanya.

Sebelumnya, warga Desa Susup, Bengkulu Tengah, Bengkulu, Rabu pagi menggagalkan upaya penculikan seorang warga yang berunjuk rasa menolak penambangan batu bara.

Warga pada sekitar pukul 02.00 WIB dikejutkan oleh kedatangan sekelompok orang bersenjata ke rumah Yasman (50) salah seorang warga yang menolak penambangan batu bara itu.

Dr, salah seorang anak Yasman yang tinggal di Kota Bengkulu menuturkan saat itu orang tuanya dan kedua adiknya masih tidur lelap.

Para pelaku mendobrak pintu rumah dan langsung menyeret kedua orang tuanya ke ruang depan dan dua orang anak Yasman dikurung di salah satu kamar.

"Delapan orang pria berbaju hitam memakai rompi dengan senjata laras panjang menerobos masuk ke rumah dengan mendobrak pintu," kata Dr.

Saat itu, kata Dr, ayahnya sudah diborgol sedangkan ibunya diancam dengan senjata dan dipaksa diam, sementara kedua adiknya dikurung di salah satu kamar.

"Salah satu adik saya berupaya keluar lewat jendela, tapi saat membuka jendela ada tiga orang bersenjata yang menodongkan senjata dengan laser merah di dadanya," katanya menuturkan.

Upaya penculikan itu berhasil digagalkan warga setelah tetangga depan rumah Yasman keluar dan berteriak kencang. Teriakan tersebut membuat penduduk desa beramai-ramai mendatangi lokasi sambil membunyikan kentongan sebagai tanda bahaya.

Kedatangan penduduk desa membuat para pelaku meninggalkan rumah Yasman. Sebelum masuk ke dalam mobil dan meninggalkan desa itu, salah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke udara.

Sebelumnya Sabtu (11/6), ratusan warga dari 11 desa di Kecamatan Merigi Sakti dan Kecamatan Merigi Kelindang, Bengkulu Tengah berunjuk rasa di depan kamp perusahaan PT Cipta Buana Seraya menolak aktivitas pertambangan batu bara dengan sistem tertutup (underground).

Aksi tersebut berujung bentrok di mana sembilan warga mengalami luka tembak dan seorang anggota polisi luka karena terkena benda tajam.***2***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016