Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia memprediksi inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2016 berada pada rentang 4--4,4 persen (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Bambang Himawan di Bengkulu, Rabu, mengatakan, tekanan inflasi tersebut menurun jika dibandingkan pada triwulan II 2016 yang dicatat sebesar 5,47 persen (yoy).

"Ekspektasi konsumsi masyarakat kembali normal pasca lebaran dan tahun ajaran baru, sehingga berdampak pada turunnya harga barang dan jasa," kata dia.

Pada triwulan II 2016, inflasi kata Bambang didorong oleh karena naiknya harga tarif angkutan udara serta harga komoditas yang ditetapkan pemerintah atau administered price.

"Tekanan cukup tinggi terjadi pada harga angkutan udara, hal itu karena berkurangnya jumlah penerbangan, Tarif air minum PDAM juga mengalami kenaikan," kata dia lagi.

Sedangkan pada triwulan III 2016 inflasi akan didorong oleh gejolak harga kelompok bahan makanan dan harga yang ditetapkan pemerintah.

"Sementara, inflasi inti kita perkirakan masih terkendali menjelang akhir 2016 ini, harga bahan pokok mulai mengalami penurunan," kata Kepala BI Bengkulu itu.

Melihat data inflasi Bengkulu, Bambang meyakini, daerah itu masih dalam target inflasi nasional yakni rentang 3--5 persen (yoy).

"Menjelang akhir 2016, diprediksi mengalami tren penurunan, kecuali ada kejadian seperti gejolak pasar, tapi kami melihat tindakan preventif TPID cukup bagus," ujarnya.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016