Bengkulu (Antara) - Abrasi atau pengikisan daratan akibat gelombang tinggi di perairan barat Sumatera menggerus badan jalan lintas barat yang menghubungkan Provinsi Bengkulu dengan Provinsi Sumatera Barat, tepatnya di Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara.

"Saat melintas siang ini, abrasi sudah menggerus hampir setengah badan jalan, karena itu pengendara perlu hati-hati," kata Barlian, warga Kabupaten Mukomuko yang melintasi jalur itu untuk menuju Kota Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan titik abrasi tersebut sudah muncul sejak beberapa bulan terakhir, namun tidak ada tanda-tanda penanganan dari pihak terkait.

Saat ini hanya ada beberapa batang pohon dan batu besar yang dipasang sebagai peringatan akan gerusan abrasi di titik jalan nasional itu.

"Kalau malam lebih berbahaya, karena tidak ada lampu penerangan di jalur itu," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Biro Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu, Buyung Azhari mengatakan pemerintah daerah mengusulkan penanganan 12 titik abrasi di Pantai Barat Sumatera.

"Ada 12 titik abrasi yang sudah kami usulkan untuk ditanggulangi Balai Sungai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," kata Buyung.

Ia mengatakan titik abrasi tersebut terdapat di sepanjang perairan Bengkulu mulai dari Kabupaten Mukomuko yang berbatasan dengan Sumatera Barat dan Kabupaten Kaur, perbatasan Provinsi Lampung.

Pengikisan daratan tersebut, kata dia, selain mengancam permukiman warga juga mengancam sejumlah fasilitas umum, seperti jalan raya dan jaringan listrik.

"Abrasi yang mengancam jalan raya terdapat di wilayah Kabupaten Seluma dan wilayah Kabupaten Mukomuko serta Bengkulu Utara," kata Buyung.

Buyung menambahkan, penanganan abrasi di wilayah Bengkulu Utara dan Kabupaten Mukomuko yang menghubungkan Bengkulu dengan Provinsi Sumatera Barat sudah dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir, namun titik abrasi terus bertambah. ***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016