Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan akan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII Bengkulu terkait solusi mengatasi abrasi pantai di daerah itu.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mukomuko Apriansyah di Mukomuko, Sabtu, mengatakan gelombang pasang di pinggir Pantai Air Punggur, Kelurahan Koto Jaya, menyebabkan abrasi dan mengancam jalan nasional di daerah itu.
"Untuk itu kami akan koordinasikan dengan BWSS, apakah ada pemasangan pengaman seperti talud untuk mencegah abrasi pantai, karena ada beberapa titik yang belum dipasang pengaman pantai," katanya.
Ia mengatakan pemerintah sebelumnya membangun bangunan pengaman pada hampir sebagian besar pinggir Pantai Air Punggur di Kelurahan Koto Jaya, Kecamatan Kota Mukomuko.
Namun, kata dia, dari bangunan pengaman pantai sepanjang itu masih ada beberapa titik yang belum dibangun bangunan pengaman di lokasi tersebut.
Ia mengatakan peristiwa gelombang pasang tinggi yang terjadi sejak sepekan terakhir merendam sejumlah titik jalan nasional atau Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) yang belum ada pengaman pantai.
Kondisi seperti ini, menurutnya, selain mengancam keselamatan jalan nasional serta penggunaan kendaraan dan warga yang membuka usaha warung di Pantai Air Punggur.
Bahkan, kata dia, ada sekitar 10 titik pengaman pantai yang tidak cukup tinggi dan bangunan pengaman pantai yang sudah rusak tidak mampu menahan terjangan ombak laut di lokasi tersebut.
Pihaknya sampai sekarang masih menunggu jawaban dari BWSS VII terkait usulan pembangunan bangunan pengaman pantai, baik di lokasi yang belum ada pengaman maupun menambah ketinggian sejumlah bangunan pengaman pantai yang masih rendah.
“Kami berharap ada tindak lanjut usulan dinas ini dari pihak BWSS VII maupun dari pemerintah provinsi, karena jalan di pinggir pantai itu menghubungkan Provinsi Bengkulu dengan Sumatera Barat," ujarnya.
Sementara itu,berdasarkan data BPBD Kabupaten Mukomuko, 12 bangunan warung atau kios sekaligus digunakan untuk tempat tinggal rusak akibat diterjang gelombang pasang.