Bengkulu (Antara) - Kerukunan Keluarga Tabut Bengkulu meluncurkan buku "Tabutbencoolen" mengulas makna, asal usul dan ritual tabut yang digelar masyarakat guna mengenang mati syahidnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein di Padang Kerbala, 10 Muharram 61 Hijriyah.
Ketua Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu, Ahmad Syiafril saat bedah buku putih "Tabutbencoolen" di Bengkulu, Sabtu mengatakan, buku tersebut juga untuk meluruskan pemahaman masyarakat umum tentang tradisi tabut di daerah ini.
"Termasuk untuk menjawab tuduhan syirik tentang tabut, padahal inti upacara ini adalah mengenang mati syahidnya Husein di Padang Kerbala di Irak," katanya.
Ia menekankan peringatan tentang heroisme Hasan dan Husein dalam perang di Padang Kerbala menjadi ruh utama dalam upacara tabut.
Buku yang terbagi enam bab ini, kata dia, disusun atas usul Ketua MUI Provinsi Bengkulu guna mengakhiri perseteruan yang disudahi pada Desember 2013 sebagai akibat pemahaman yang keliru tentang upacara atau ritual tabut.
"Menyebut `Tabutbencoolen` dimaksudkan untuk menambah kelengkapan seni dari sudut lama, sekaligus membedakan dengan tabut-tabut lainnya yang ada di tempat lain," katanya menjelaskan.
Syiafril mengatakan upacara tabut di Bengkulu tidak ada kaitannya dengan istilah budaya hilir atau hulu atau geografis pesisir dan pegunungan.
Sebab, Padang Kerbala di Irak tidak terletak di pinggir laut melainkam di tepi Sungai Efrat.
Untuk membuat replika Padang Kerbala di Bengkulu, maka dicarikan tempat di dekat aliran air kecil dan rawa genangan yang diberi nama Padang Kerbala di Kelurahan Sawah Lebar, Kota Bengkulu.
Upacara tabut digelar oleh KKT Bengkulu pada setiap 1-10 Muharram yang dikemas menjadi Festival Tabut oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu.
Akademisi Universitas Bengkulu, Panji Suminar yang menjadi salah satu penelaah buku "Tabutbencoolen" mengatakan upacara tabut sudah menjadi identitas masyarakat Bengkulu.
"Bahkan festival tabut Bengkylu sudah mampu membangkitkan ekonomi lokal," ucapnya.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Suparhim Onoh mengatakan tabut sudah menjadi warisan budaya tak benda dari Bengkulu.
Bahkan tabut menjadi salah satu daya tarik wisata budaya dan religi di Bengkulu yang terbagi menjadi tiga kegiatan utama yakni upacara tabot, festival seni dan bazar atau pameran. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Ketua Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu, Ahmad Syiafril saat bedah buku putih "Tabutbencoolen" di Bengkulu, Sabtu mengatakan, buku tersebut juga untuk meluruskan pemahaman masyarakat umum tentang tradisi tabut di daerah ini.
"Termasuk untuk menjawab tuduhan syirik tentang tabut, padahal inti upacara ini adalah mengenang mati syahidnya Husein di Padang Kerbala di Irak," katanya.
Ia menekankan peringatan tentang heroisme Hasan dan Husein dalam perang di Padang Kerbala menjadi ruh utama dalam upacara tabut.
Buku yang terbagi enam bab ini, kata dia, disusun atas usul Ketua MUI Provinsi Bengkulu guna mengakhiri perseteruan yang disudahi pada Desember 2013 sebagai akibat pemahaman yang keliru tentang upacara atau ritual tabut.
"Menyebut `Tabutbencoolen` dimaksudkan untuk menambah kelengkapan seni dari sudut lama, sekaligus membedakan dengan tabut-tabut lainnya yang ada di tempat lain," katanya menjelaskan.
Syiafril mengatakan upacara tabut di Bengkulu tidak ada kaitannya dengan istilah budaya hilir atau hulu atau geografis pesisir dan pegunungan.
Sebab, Padang Kerbala di Irak tidak terletak di pinggir laut melainkam di tepi Sungai Efrat.
Untuk membuat replika Padang Kerbala di Bengkulu, maka dicarikan tempat di dekat aliran air kecil dan rawa genangan yang diberi nama Padang Kerbala di Kelurahan Sawah Lebar, Kota Bengkulu.
Upacara tabut digelar oleh KKT Bengkulu pada setiap 1-10 Muharram yang dikemas menjadi Festival Tabut oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu.
Akademisi Universitas Bengkulu, Panji Suminar yang menjadi salah satu penelaah buku "Tabutbencoolen" mengatakan upacara tabut sudah menjadi identitas masyarakat Bengkulu.
"Bahkan festival tabut Bengkylu sudah mampu membangkitkan ekonomi lokal," ucapnya.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Suparhim Onoh mengatakan tabut sudah menjadi warisan budaya tak benda dari Bengkulu.
Bahkan tabut menjadi salah satu daya tarik wisata budaya dan religi di Bengkulu yang terbagi menjadi tiga kegiatan utama yakni upacara tabot, festival seni dan bazar atau pameran. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016