Bengkulu (Antara) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu meliburkan para pelajar setempat untuk menyaksikan "Tabut Tebuang" yakni prosesi puncak ritual tabut, yang digelar warga Kota Bengkulu mengenang mati syahidnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein dalam pertempuran di Padang Karbala.

"Kami meliburkan sehari kegiatan belajar agar para siswa dapat terlibat dalam puncak prosesi tabut," kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu, Rosmayetti di Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan, sejumlah pelajar juga terlibat dalam prosesi tabut seperti memainkan musik dol untuk mengiringi arak-arakan tabut. Prosesi tabut kata dia sudah menjadi bagian dari pelestarian budaya daerah.

Tabut yang berarti peti adalah lambang peti yang berisi jenazah Husien yang diarak keluarga tabut Bengkulu untuk mengikuti ritual tabut tebuang pada 10 Muharram menuju pemakaman Karabela yang mencerminkan kawasan Karbala di Irak.

Arak-arakan tabut dimulai dari kawasan Tugu Merdeka di Jalan Ahmad Yani lalu menuju Jalan Suprapto ke Jalan S Parman hingga memasuki area pemakaman di Karabela.

Ribuan warga mulai memadati jalur yang dilintasi arak-arakan tersebut untuk menyaksikan bangunan tabut setinggi tiga hingga lima meter sebelum dibuang ke kompleks pemakaran Karabela.

Menurut Ketua Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu, Ahmad Syiafril, pembuangan tabut bermakna membuang kebiadaban, keburukan dan kesombongan, kegagahan, keindahan dan kecantikan dengan pesan bahwa tidak ada yang abadi.

"Semua keburukan ikut terbuang dalam prosesi ini dan makna ini yang harus dihayati setiap orang," kata Syiafril.

Warga Bengkulu menggelar prosesi tabut selama 10 hari mulai 1-10 Muharram sebagai peringatan gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW di Padang Karbala.

Prosesi tersebut telah dikemas menjadi kegiatan seni budaya serta pesta rakyat oleh pemerintah daerah setempat dalam event Festival Tabut. ***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016