Kegiatan Festival Tabut terdiri dari beberapa rangkaian ritual yang harus dilakukan oleh anggota keluarga kerukunan Tabut (KKT) Bengkulu seperti ritual ambik tanah, duduk penja (mencuci jari-jari).
Kemudian meradai (mengumpulkan dana), malam menjara (mendatangi), arak jari-jari, arak soroban, tabut naik puncak, arak gedang atau tabut besanding dan terakhir yaitu tabut tebuang yang akan digelar esok harinya.
Sebelumnya akibat pandemi COVID-19 pada 2019 Festival Tabut di Bengkulu digelar secara sederhana tanpa adanya kegiatan festival ataupun pasar malam.
"Bersama keluarga besar dari Kabupaten Rejang Lebong, saya dan keluarga ingin menyaksikan Tabut Besanding karena telah sekian lama Festival Tabut ditiadakan," kata salah seorang pengunjung, Dwi.
Ia menyebutkan, pada Tabut Besanding, dirinya dan keluarga dapat menyaksikan dan melihat langsung berbagai jenis bangunan Tabut yang ada di Bengkulu.
Hal senada juga disampaikan oleh Khairunnisa, dirinya datang ke Festival Tabut di malam terakhir karena ingin menyaksikan langsung berbagai macam bangunan Tabut yang dibuat oleh masyarakat dan keluarga kerukunan Tabut (KKT) Bengkulu.
"Karena sejak pandemi COVID-19 Festival Tabut di Bengkulu tidak dilaksanakan secara meriah dan dengan diadakan nya Festival Tabut pada tahun ini menjadi tempat untuk berlibur sebelum festival ini ditutup," ujarnya.
Dia berharap, agar Festival Tabut Bengkulu dapat terus dilaksanakan secara menyeluruh dan meriah, sebab Festival Tabut salah satu tradisi budaya asli Bengkulu.
Sebelumnya, pada 2022, Provinsi Bengkulu menggelar Festival Tabut dilaksanakan secara terbatas tanpa adanya pasar malam dan promosi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Bengkulu, hal tersebut dilakukan karena masih dalam status pandemi COVID-19.