Mukomuko (Antara) - Pejabat Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan daerah itu membutuhkan anggaran sebesar Rp60 miliar untuk mengganti semua alat tangkap ikan milik nelayan setempat.

"Anggaran yang dibutuhkan untuk mengganti alat tangkap nelayan di daerah ini terlalu besar. Untuk membeli satu jenis alat tangkap saja sampai Rp11 miliar, apalagi membeli beragam alat tangkap mencapai Rp60 miliar," kata Kabid Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mukomuko, Rahmad Hidayat di Mukomuko, Rabu.

Ia mengatakan hal itu menindaklanjuti hasil pertemuan dengan seluruh nelayan di daerah itu guna mencari solusi untuk mengganti alat tangkap yang tidak standar milik nelayan setempat.

Ia mengatakan, mayoritas alat tangkap ikan yang digunakan oleh nelayan setempat, yakni payang dan lore melanggar Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 tahun 2015.

Dia mengatakan, nelayan setempat menggunakan alat tangkap lore dan payang karena multi fungsi. Alat tangkap ini bisa digunakan saat musim berbagai jenis ikan.

"Perairan laut di daerah ini tidak memiliki pulau, sehingga ikan di perairan laut di wilayah ini hanya lewat. Sehingga nelayan di daerah ini membutuhkan beragam alat tangkap," ujarnya.

Sehingga, lanjutnya, untuk mengganti alat tangkap nelayan di daerah itu tidak cukup menggunakan satu jenis alat tangkap saja, tetapi beragam mulai dari jaring tujuh inci, dua inci, tramel ner, aluminium, dan rewai.

Ia mengatakan, pihaknya akan mengusulkan anggaran untuk pembelian alat tangkap ini kepada pemerintah pusat.

Selain itu, katanya, pihaknya mengupayakan membeli secara bertahap alat tangkap untuk nelayan di daerah itu. ***1***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016