Jambi (ANTARA Bengkulu) - Jalan yang menghubungkan Kabupaten Kerinci-Kota Jambi pada Rabu (21/12) yang sempat terputus akibat longsor di Desa Muara Imat kini kembali normal dan dapat dilalui berbagai jenis kendaraan.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kerinci Guldiyanto ketika dihubungi, Kamis mengatakan, longsor yang menimbun badan jalan sepanjang 30 meter itu sempat memacetkan arus lalu lintas dari dan menuju kabupaten yang berada paling barat Provinsi Jambi tersebut.
"Antrean kendaraan yang terjebak tanah longsor tersebut cukup panjang dan enam jam setelah dilakukan pembersihan dengan menggunakan alat berat jalur tersebut kembali normal," katanya.
Jalur Kerinci Jambi yang menghubungkan Kota Bangko-Kota Sungai Penuh sepanjang 185 Km rawan longsor dan pohon tumbang terutama musim hujan.
Selama sepekan terakhir sudah terjadi dua kali longsor, namun dapat diatasi oleh berbagai instansi terkait.
Jalur yang melintasi bukit barisan dan sisi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) tersebut memiliki tebing terjal dan jurang dalam di sisi kiri dan kanannya rawan longsor. (M037)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2011
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kerinci Guldiyanto ketika dihubungi, Kamis mengatakan, longsor yang menimbun badan jalan sepanjang 30 meter itu sempat memacetkan arus lalu lintas dari dan menuju kabupaten yang berada paling barat Provinsi Jambi tersebut.
"Antrean kendaraan yang terjebak tanah longsor tersebut cukup panjang dan enam jam setelah dilakukan pembersihan dengan menggunakan alat berat jalur tersebut kembali normal," katanya.
Jalur Kerinci Jambi yang menghubungkan Kota Bangko-Kota Sungai Penuh sepanjang 185 Km rawan longsor dan pohon tumbang terutama musim hujan.
Selama sepekan terakhir sudah terjadi dua kali longsor, namun dapat diatasi oleh berbagai instansi terkait.
Jalur yang melintasi bukit barisan dan sisi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) tersebut memiliki tebing terjal dan jurang dalam di sisi kiri dan kanannya rawan longsor. (M037)
Editor : AWI-SEO&Digital Ads
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2011