Bengkulu (Antara) - Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan daerah merupakan sasaran potensial investasi bodong dengan modus iming-iming, hadiah serta hal tidak wajar lainnya dalam berinvestasi.

Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan RI, Rahmat Waluyanto, di Bengkulu, Senin, mengingatkan masyarakat agar jangan mudah percaya dengan investasi dengan menawarkan keuntungan yang tidak wajar.

"Masyarakat di daerah itu memiliki uang atau harta yang banyak, tidak tahu tempat berinvestasi dan mereka mau cepat kaya, kesempatan seperti ini yang menjadi target investasi bodong," kata dia.

Sementara itu tidak seperti di kota besar, informasi tentang keuangan dan industri jasa keuangan terus diperbarui, informasi tersebut memerlukan waktu untuk sampai ke daerah.

"Kalau masyarakat tertarik salah satu investasi, sebaiknya datang dan konsultasi ke perwakilan Otoritas Jasa Keuangan yang ada di setiap provinsi," kata dia lagi.

Saat ini saja, terdapat ratusan model investasi menghimpun dana masyarakat yang ternyata hanya berupa kedok saja, sejatinya menurut Rahmat, mereka melakukan pengumpulan dana secara masif untuk keuntungan sendiri atau kelompok.

"Ciri-cirinya yakni memberikan janji yang menggiurkan, keuntungan yang jauh lebih besar dan tidak masuk akal, hanya dengan modal atau biaya serendah mungkin," ucapnya.

Contohnya, kata dia PT Sndo, mereka mengumumkan kepada masyarakat yang mendapatkan kredit dari bank jika mendaftar program Sndo hanya dengan uang Rp300--500 ribu maka akan mendapatkan sertifikat pembebasan utang yang ada di bank.

"Ini penipuan, indikasi tindak pidana, ini kriminal, sudah ada beberapa cabang di daerah lain yang dibubarkan dan pemimpinnya atau direksinya ditangkap," ujarnya.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar lebih berhati-hati dalam memilih industri jasa keuangan. "Kita sudah punya satuan tugas waspada investasi di berbagai daerah, masyarakat bisa manfaatkannya," katas Rahmat.***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016