Rejang Lebong (Antara) - Pejabat Dinas Pertanian Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyatakan kalangan petani karet di daerah itu memanfaatkan sela lahan pertanian mereka dengan tumpang sari tanaman padi darat.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Rejang Lebong, Sholahudin di Rejang Lebong, Selasa, menjelaskan tumpang sari tanaman karet dengan padi tersebut sudah dilakukan kalangan petani daerah itu sejak dahulu kala.

"Jadi tumpang sari tanaman karet dengan padi darat ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka sembari menunggu pohon tumbuh besar dan sampai bisa disadap," katanya.

Usaha pertanian dengan sistem tumpang sari tersebut kata dia, umumnya dilakukan masyarakat di sejumlah kecamatan yang memiliki iklim panas terutama yang berbatasan dengan kabupaten/kota Provinsi Sumsel maupun daerah lainnya, yang lahan pertanian sawahnya sedikit seperti di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kota Padang, Sindang Beliti Ulu serta beberapa kecamatan lainnya.

Sistem pertanian padi darat dengan tumpang sari ini tambah dia, merupakan upaya pemenuhan kebutuhan petani sehari-hari, di mana biasanya produksi berasnya tidak dijual dan digunakan untuk kebutuhan mereka sendiri. Kalau pun ada yang menjualnya jumlahnya hanya sedikit.

Pertanian padi darat yang dilakukan petani itu sendiri mendukung peningkatan produksi padi yang dihasilkan Rejang Lebong dalam setiap tahunnya.

Berdasarkan data di Dinas Pertanian Rejang Lebong pada 2015 lalu luasan 2.000 hektare dengan produksi rata-rata per hektare berkisar 1,5 ton gabah kering panen (GKP). ***3*** 

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016