Bengkulu (Antara) - Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan mayoritas penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) masih menyasar sektor perdagangan.

Kepala OJK Perwakilan Provinsi Bengkulu, Yan Syafri, di Bengkulu, Rabu, mengatakan bank penyalur menganggap baru sektor perdagangan yang masih aman dari risiko kredit macet.

"Kalau perdagangan, bank bisa menganalisa penghasilan satu tahun dari UMKM atau pedagang, perputaran tiap tahunnya pasti, jadi dua pertiga labih masih ke sektor itu," kata dia.

Sementara untuk pertanian dan kelautan, ketidakpastian pendapatan rentan terjadi. Banyak faktor yang mempengaruhi, misalnya cuaca, keterlambatan siklus tanam, hama, badai, termasuk fenomena El Nino dan La Nina.

"Jadi sedikitnya proporsi KUR untuk sektor itu bukan karena permasalahan anggunan, namun perbankan tentu tidak mau dinilai bank dengan kredit macet yang tinggi," kata dia lagi.

Untuk sektor pertanian dan kelautan, pembiayaan modalnya kata Yan, memerlukan model dan bentuk khusus yang mampu mengakomodasi risiko-risiko ketidakpastian pendapatan petani.

Perbankan bukan tidak menyalurkan KUR ke petani, namun lebih menyasar kepada petani yang sudah memiliki rekam jejak yang baik mengenai pengembalian dana pinjaman.

"Saat ini KUR di Bengkulu kita nilai tepat sasaran, mereka penerima yakni penggiat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)," ucapnya.

Untuk penerima, bukan individu atau kelompok yang belum memiliki usaha, tetapi setidaknya sudah memulai usaha mereka setidaknya sudah berjalan tiga sampai enam bulan.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016