Bengkulu (Antara) - Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bengkulu menggelar program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat terpadu untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana tsunami.

Alasan program tersebut digelar mengingat seratusan desa di tujuh wilayah kabupaten dan kota di Bengkulu berada di sepanjang pesisir Pantai Barat Sumatera yang masuk zona merah rawan tsunami.

"Ada seratusan desa masuk zona merah tsunami yang perlu penguatan terkait kesiapsiagaan bencana," kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, PMI Provinsi Bengkulu, Vice Ellese di Bengkulu, Rabu.

Wilayah pesisir rawan bencana tsunami itu mulai dari Kabupaten Mukomuko yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur yang berbatasan dengan Provinsi Lampung.

Vice mengatakan PMI Provinsi Bengkulu mulai 2009 menginisiasi program pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat (Sibat) dan puluhan sekolah siaga bencana.

Program Sibat dengan dukungan Palang Merah Jepang kembali digulirkan pada 2016 hingga 2020 di tiga kabupaten dan kota yaitu Kabupaten Seluma, Kota Bengkulu dan Kabupaten Kaur.

"Sasarannya tiga desa dan kelurahan di masing-masing kabupaten dan kota untuk program pengurangan risiko bencana terintegrasi," ujarnya.

Wilayah sasaran tersebut yakni Desa Pasar Ngalam, Lawang Agung, Penago Baru di Kabupaten Seluma dan Kelurahan Pondok Besi Sumber Jaya, Penurunan, Kota Bengkulu serta Desa Pengubayan, Way Hawang dan Tanjung Baru, Kabupaten Kaur.

Koordinator Lapangan Program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat Terpadu (Pertama), PMI Provinsi Bengkulu, Rio Arianugraha, mengatakan program tersebut menyasar berbagai bidang yakni pendidikan, kesehatan hingga ekonomi kreatif.

"Program lebih fokus pada pemberdayaan masyarakat. Berbeda dengan program sebelumnya yang fokus di penguatan lembaga," kata Rio.

Wilayah Bengkulu yang berada di Pantai Barat Sumatera merupakan daerah rawan bencana gempa dan tsunami, sebab berlokasi di pertemuan lempeng aktif Indoaustralia dan Eurasia.

Tabrakan antarlempeng tektonik tersebut membentuk jalur gempa dengan ribuan titik pusat gempa yang menjadikan Indonesia, termasuk Bengkulu sangat rawan gempa bumi.***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016