Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bengkulu mendirikan pusat edukasi atau pendidikan tentang ekosistem mangrove atau hutan bakau di kawasan pesisir Kelurahan Sumber Jaya, Kota Bengkulu sebagai salah satu langkah mitigasi bencana tsunami.
Pendirian pusat edukasi mangrove ini diadakan PMI bersama warga Kelurahan Sumber Jaya dengan dukungan Palang Merah Jepang, kata Pengurus PMI Pusat, Sumarsono di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan pusat edukasi mangrove tersebut ditujukan sebagai ruang belajar bagi masyarakat untuk lebih mengenal ekosistem mangrove dan fungsinya sebagai mitigasi bencana sekaligus dapat dikembangkan sebagai objek wisata.
Program ini menurutnya sesuai dengan potensi dan karakteristik di kelurahan Sumber Jaya yang berada di wilayah pesisir dan menjadi salah satu daerah rentan terdampak bencana tsunami. Wilayah pesisir Bengkulu rentan terkena gempa dan tsunami karena berada pada pertemuan lempeng Eurasia dan Indoaustralia, ucapnya.
Di pusat edukasi mangrove tersebut masyarakat dapat mempelajari jenis, cara pelestarian hingga pemanfaatan mangrove untuk kegiatan wisata alam.
Selain itu, keberadaan pusat edukasi ini juga diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk turut melestarikan hutan mangrove dengan terlibat langsung menanam.
"Kami pusatkan di sini,karena pembibitannya ada di sini, namum konservasi mangrove kita lakukan di sepanjang pantai di Provinsi Bengkulu," ujarnya.
Sementara Asisten II Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Yuliswani mengajak masyarakat untuk mendukung kegiatan PMI dan Palang Merah Jepang atau Japanese Red Cross yang telah membantu pemerintah dalam upaya pendidikan siaga bencana berbasis masyarakat. Kegiatan ini menurutnya tidak hanya akan mengurangi dampak bencana seperti abrasi pantai dan tsunami, tetapi dapat berkembang menjadi destinasi wisata baru.
Dengan berkembang sebagai objek wisata, secara otomatis akan memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar, ucapnya.