Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia menyebutkan pada 2016 perekonomian Bengkulu lebih baik dari tahun sebelumnya, diyakini tumbuh sampai 5,5 persen (yoy).

Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Bengkulu, Christin Sidabutar di Bengkulu, Kamis, mengatakan, pada 2015 perekonomian Bengkulu hanya tumbuh sebesar 5,1 persen (yoy).

"Ada beberapa aspek yang membuat perekonomian tumbuh positif, diantaranya harga komoditas perkebunan serta konsumsi masyarakat yang mulai membaik," kata dia.

Fondasi perekonomian Bengkulu bergantung pada harga komoditas perkebunan, yakni sawit dan karet, belanja pemerintah serta konsumsi rumah tangga.

Harga sejumlah bahan pokok yang bertahan tinggi pada 2016 memang sedikit berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat, namun tidak sebesar pengaruh kenaikan harga komoditas ketentuan pemerintah (administered price) serta pengaruh penyesuaian harga BBM pada 2015.

"Seperti ikan laut, cabai dan beberapa komoditas lainnya pada 2016 memang naik akibat pengaruh cuaca, tetapi masyarakat tetap mampu membelinya, jadi konsumsi rumah tangga tetap mampu tumbuh baik," kata dia lagi.

Naiknya harga sejumlah komoditas yang mempengaruhi perekonomian Bengkulu pada 2016 sebenarnya lebih disebabkan oleh faktor alam, seperti sepanjang tahun ini intensitas hujan cukup tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Fenomena El Nino pada 2015 mengakibatkan musim hujan di Bengkulu bergeser dan dimulai pada triwulan I 2016. Curah hujan yang tinggi membuat hasil panen gabah petani menjadi kurang maksimal.

Memasuki semester kedua 2016, Bengkulu malah terkena dampak La Nina, sehingga curah hujan sampai akhir tahun tetap tinggi.

"Petani tidak bisa memaksimalkan periode tanam, jumlah pasokan sedikit, sehingga beberapa komoditas harganya naik," ujarnya.

Awal 2016 TPID telah memprediksi beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Bengkulu termasuk permasalahan cuaca. Untuk menekan harga komoditas, hampir sepanjang tahun TPID menggelar pasar murah.

Pada triwulan I 2016 pasar murah digelar sebab periode tanam bergeser petani bergeser yang mengakibatkan pasokan beras lebih sedikit. Memasuki triwulan II TPID menggelar pasar murah serta operasi pasar dalam menyambut Ramadhan dan Lebaran 2016.

"Usai lebaran harga tetap tinggi, cuaca juga mempengaruhi pasokan perikanan tangkap, sehingga TPID memperpanjang gelaran pasar murah sampai akhir tahun, oleh karena itu semua perekonomian tahun ini tetap tumbuh positif," ujarnya. ***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016