Bengkulu, (Antara) - Komunitas "Bencoolen Bird Watching" bersama Komunitas Mangrove Bengkulu menggelar sensus burung air di lahan basah, terutama ekosistem hutan mangrove di pesisir Bengkulu, sebagai partisipasi dalam kegiatan "Asean Waterbird Census 2017".

"Ini tahun ketiga kami berpartisipasi dalam kegiatan sensus burung air di lahan basah, terutama ekosistem mangrove Bengkulu," kata Koordinator "Bencoolen Bird Watching" Riki Rahmansyah di Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan kegiatan yang didukung "Weatland International Indonesia" itu bertujuan menentukan status populasi burung air secara global.

Sensus burung air dimulai pada 7 Januari, dan berlangsung hingga 22 Januari 2017. Hingga saat ini kata Riki, telah teridentifikasi delapan jenis burung air yang muncul di lahan basah pesisir Bengkulu.

Delapan jenis burung air yang teridentifikasi tersebut yakni Kuntul Karang (Egretta sacra) sebanyak dua individu, Kuntul Besar (Egretta alba) sebanyak satu individu, Cerek Pasir Mongolia (Charadrius mongolus) sebanyak 40 individu, Trinil Bedaran (Xenus cinereus) sebanyak empat individu.

Berikutnya jenis burung Trinil Pantai (Actitis hypoleucos) sebanyak sembilan individu, Cekakak Sungai (Todirhamphus chloris) sebanyak tiga individu, Elang Tiram (Pandion haliaentus) sebanyak satu individu dan Kokokan Laut (Butorides striata) sebanyak dua individu.

"Pengamatan masih berlangsung sampai 22 Januari, dan kami perkirakan jenis yang ada masih bertambah," ucapnya.

Hasil pengamatan pada 2016 tambah Riki, terdata 10 jenis burung air di lahan basah pesisir Bengkulu.

Jenis burung yang teramati yakni Kokokan Laut (Butorides striata), Kuntul Kecil, Kuntul Besar, Cerek Pasir Besar, Gajahan Penggala, Gajahan Erasia, Birulaut Ekor-Blorok, Trinil Kaki Hijau, Trinil Bederan, Trinil Pantai, Elang Tiram, Cekaka Sungai dan Cekaka Sungai.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017