Bengkulu (Antara) - Para petani karet di Bengkulu menjual getah hasil sadapan seharga Rp8.500 per kilogram atau mengalami peningkatan dari sebelumnya Rp7.500 per kilogram.

"Getah sadapan petani dijual Rp8.500 per kilogram dengan catatan kadar air 50 persen," kata Zulkarnain, petani karet Desa Tumbuan, Kabupaten Seluma, Rabu.

Menurut Zulkarnain, harga karet yang mencapai Rp8.500 per kilogram merupakan capaian harga tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Harga yang anjlok hingga Rp3.000 per kilogram dalam beberapa tahun terakhir membuat sejumlah petani karet menelantarkan kebun mereka.

"Kini seluruh petani karet sudah kembali ke kebun untuk membersihkan dan menyadap karetnya," ucapnya.

Ia mengatakan harga getah yang membaik membuat petani semakin bergairah, bahkan saat ini petani kesulitan mencari tenaga upahan untuk menyadap karet.

Penyadapan karet di Bengkulu umumnya menggunakan tenaga upahan yang disebut dengan istilah "tukang takil".

"Hasil sadapan tenaga upahan itu dibagi dua dengan pemilik kebun," ujarnya.

Pedagang pengumpul karet, Rudi mengatakan getah dengan kadar air 50 persen dijual ke pabrik dengan harga Rp11 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram.

Ia mengatakan harga karet yang mulai membaik cukup membantu petani karet yang sudah lama terpuruk karena harga getah yang sangat murah. ***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017