Bengkulu (Antara) - Dinas Kesehatan Kota Bengkulu menemukan 16 kasus masyarakat terserang wabah demam berdarah dengue pada Januari 2017, namun tidak ada korban meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Herwan Antoni di Bengkulu, Senin, menyebutkan dari 16 kasus itu semua penderita mulai menunjukkan pemulihan kesehatan setelah mendapatkan perawatan medis secara intensif.

"Kita bersyukur tidak ada kasus kematian akibat DBD pada 2017, kondisi kesehatan mereka semuanya yang baik," kata dia.

Intensitas hujan yang masih tinggi pada Januari dan diperkirakan masih berlangsung sampai Maret 2017, kata Herwan, membuat Kota Bengkulu tetap berpotensi rawan serangan DBD.

Daerah dengan potensi tinggi menjadi daerah endemi, yakni Kelurahan Tanjung Agung, Tanjung Jaya, Semarang, Surabaya, Rawa Makmur, Rawa Makmur Permai, Sido Mulyo, Pagar Dewa, Padang Serai, Sumber Jaya, Teluk Sepang Kandang, dan Kandang Mas.

"Sebagian wilayah di Kota Bengkulu terdiri dari rawa-rawa, atau daerah dengan genangan air dan ini yang membuat potensi jentik mudah berkembang biak," kata dia.

Untungnya, kata Herwan, temuan pada periode potensi siklus DBD September 2016-Januari 2017 tidak setinggi periode tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 500 kasus. Pada periode kali ini hanya puluhan kasus yang didata Dinkes Kota Bengkulu.

Bahkan pada September 2015-Januari 2016, Kota Bengkulu menjadi salah satu kasus tertinggi wabah DBD se-Indonesia dan ditetapkan sebagai daerah dengan Kondisi Luar Biasa (KLB).

"Belajar dari sana, kita mempersiapkan jelang siklus kali ini, dan menerapkan berbagai program untuk menekan DBD mewabah," ujarnya. ***4***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017