Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, sepanjang 2024, kasus DBD di Kota Bengkulu mencapai 139 orang, terdiri pada Januari 11 kasus, Februari 34 kasus, serta Maret 94 kasus. Seorang penderita DBD dilaporkan meninggal dunia.
Baca juga: Kasus DBD di Kota Bengkulu capai 139 orang
Padahal, pada 2023, kasus DBD di Kota Bengkulu "hanya" 48 kasus atau turun tajam dibandingkan pada 2022 yang terkonfirmasi sebanyak 117 kasus.
Baca juga: Kasus DBD di Kota Bengkulu capai 139 orang
Padahal, pada 2023, kasus DBD di Kota Bengkulu "hanya" 48 kasus atau turun tajam dibandingkan pada 2022 yang terkonfirmasi sebanyak 117 kasus.
Kasus DBD di Kota Bengkulu pada Maret 2024, paling banyak ditemukan di Kelurahan Betungan dengan 25 kasus, Kelurahan Sukamerindu 19 kasus, Kelurahan Telaga Dewa 17 kasus, Kelurahan Padang Serai 14 kasus, dan sisanya tersebar di berbagai kelurahan.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani menganalisis bahwa meningkatnya kasus DBD di Bengkulu-- jika dibandingkan pada 2023-- antara lain dipicu faktor perubahan cuaca yang terjadi sejak beberapa waktu lalu, yang ditandai pada siang hari terasa panas, sedangkan malam hari turun hujan.
Akibat perubahan cuaca tersebut, nyamuk jenis Aedes aegypti-- sebagai vektor penyebaran DBD-- cepat berkembang biak karena banyaknya genangan air sehingga perkembangan jentik nyamuk tumbuh dengan baik.
Tercatat, mayoritas penderita DBD di Kota Bengkulu didominasi oleh anak. Adapun upaya pencegahan DBD tersebut tanpa melakukan pengasapan untuk menghindari efek samping yang ditimbulkan.
Baca juga: Praktisi: Jus jambu biji dapat bantu pulihkan DBD
Meski banyak riset menyebutkan banyak efek samping dari pengasapan (fogging), masih ada saja warga yang menginginkan pengasapan sebagai treatment kuratif yang menggunakan bahan aktif insektisida tersebut.
Akhirnya, pengasapan dilakukan jika di suatu tempat atau wilayah ditemukan dua atau lebih kasus masyarakat terinfeksi DBD dengan disertai hasil laboratorium dari rumah sakit.
Baca juga: Praktisi: Jus jambu biji dapat bantu pulihkan DBD
Meski banyak riset menyebutkan banyak efek samping dari pengasapan (fogging), masih ada saja warga yang menginginkan pengasapan sebagai treatment kuratif yang menggunakan bahan aktif insektisida tersebut.
Akhirnya, pengasapan dilakukan jika di suatu tempat atau wilayah ditemukan dua atau lebih kasus masyarakat terinfeksi DBD dengan disertai hasil laboratorium dari rumah sakit.
Pengasapan bukan solusi
Mengingat hasil atau efektivitas serta dampak negatif pengasapan, makan fogging ini bukan solusi untuk meminimalisasi kasus DBD di Kota Bengkulu, sebab pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa.
Adapun jentik-jentik nyamuk tidak terpengaruh atau tetap berkembang biak walaupun dilakukannya pengasapan di sekitar lingkungan perumahan.
Adapun jentik-jentik nyamuk tidak terpengaruh atau tetap berkembang biak walaupun dilakukannya pengasapan di sekitar lingkungan perumahan.
Selain itu, Dinkes Kota Bengkulu juga mengurangi penggunaan pengasapan sebab cairan insektisida yang digunakan terdapat zat-zat berbahaya untuk bagi kesehatan warga dan lingkungan.