Bengkulu (Antara) - Pengurus Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) Provinsi Bengkulu meminta pemerintah daerah menempatkan petugas pengamanan objek wisata Pantai Panjang, sebab di wilayah itu sering terjadi korban tenggelam akibat terseret arus laut.
"Sudah saatnya ditempatkan petugas pengaman pantai di objek wisata Pantai Panjang, karena sudah banyak korban jiwa terseret arus hingga tenggelam dan tewas," kata Sekretaris Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (DPD-ASITA) Provinsi Bengkulu, Jainal Purba di Bengkulu, Rabu.
Ia mengatakan hal itu terkait musibah tenggelam dan tewasnya seorang turis asal Amerika Serikat akibat terseret arus saat berenang di kawasan Pantai Panjang.
Papan larangan minim serta tidak adanya petugas pengaman pantai membuat kejadian serupa terus berulang sehingga perlu ada solusi dari pemerintah daerah.
"Ini jadi preseden buruk bagi dunia pariwisata Bengkulu, apalagi kita punya cita-cita besar mendatangkan turis sebanyak-banyaknya lewat `Visit Bengkulu 2020" kata Jainal.
Keberadaan petugas pengaman dan pengawas wisawatan di Pantai Panjang menurut Jainal mengingat perairan tersebut merupakan laut lepas Samudera Hindia.
Selama ini lanjutnya, tidak ada petugas yang berwenang mengawasi para wisatawan asing dan nusantara yang berwisata di kawasan itu sehingga saat terjadi musibah baru petugas Pencari dan Penyelamat (SAR) beraksi.
"Kalau ada petugas yang berwenang bisa memberi tahu atau menginformasikan spot yang berbahaya untuk berenang, terutama wisman atau wisnu yang belum pernah ke Bengkulu," ucapnya.
Sebelumnya, seorang wisatawan Amerika, Timothy Allen Adams, ditemukan tewas setelah tenggelam beberapa jam di Pantai Panjang, Bengkulu, Sabtu (4/3).
Pria berusia 36 tahun itu ditemukan Sabtu malam oleh tim SAR gabungan yang mencari sejak sore, atau beberapa saat dinyatakan hilang tenggelam.
Informasi yang diperoleh dari Pangkalan TNI AL Bengkulu, menyebutkan, Adams sebelumnya berenang di Pantai Panjang sekitar pukulu 14.00 WIB bersama empat rekannya yang juga berkebangsaan Amerika.
Ombak Pantai Panjang dikenal ganas karena berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
Pemerintah setempat telah memberikan tanda larangan untuk berenang di pantai tersebut karena beberapa kali terdapat warga yang tewas tenggelam tergulung ombak.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017
"Sudah saatnya ditempatkan petugas pengaman pantai di objek wisata Pantai Panjang, karena sudah banyak korban jiwa terseret arus hingga tenggelam dan tewas," kata Sekretaris Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (DPD-ASITA) Provinsi Bengkulu, Jainal Purba di Bengkulu, Rabu.
Ia mengatakan hal itu terkait musibah tenggelam dan tewasnya seorang turis asal Amerika Serikat akibat terseret arus saat berenang di kawasan Pantai Panjang.
Papan larangan minim serta tidak adanya petugas pengaman pantai membuat kejadian serupa terus berulang sehingga perlu ada solusi dari pemerintah daerah.
"Ini jadi preseden buruk bagi dunia pariwisata Bengkulu, apalagi kita punya cita-cita besar mendatangkan turis sebanyak-banyaknya lewat `Visit Bengkulu 2020" kata Jainal.
Keberadaan petugas pengaman dan pengawas wisawatan di Pantai Panjang menurut Jainal mengingat perairan tersebut merupakan laut lepas Samudera Hindia.
Selama ini lanjutnya, tidak ada petugas yang berwenang mengawasi para wisatawan asing dan nusantara yang berwisata di kawasan itu sehingga saat terjadi musibah baru petugas Pencari dan Penyelamat (SAR) beraksi.
"Kalau ada petugas yang berwenang bisa memberi tahu atau menginformasikan spot yang berbahaya untuk berenang, terutama wisman atau wisnu yang belum pernah ke Bengkulu," ucapnya.
Sebelumnya, seorang wisatawan Amerika, Timothy Allen Adams, ditemukan tewas setelah tenggelam beberapa jam di Pantai Panjang, Bengkulu, Sabtu (4/3).
Pria berusia 36 tahun itu ditemukan Sabtu malam oleh tim SAR gabungan yang mencari sejak sore, atau beberapa saat dinyatakan hilang tenggelam.
Informasi yang diperoleh dari Pangkalan TNI AL Bengkulu, menyebutkan, Adams sebelumnya berenang di Pantai Panjang sekitar pukulu 14.00 WIB bersama empat rekannya yang juga berkebangsaan Amerika.
Ombak Pantai Panjang dikenal ganas karena berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
Pemerintah setempat telah memberikan tanda larangan untuk berenang di pantai tersebut karena beberapa kali terdapat warga yang tewas tenggelam tergulung ombak.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017