Bengkulu (Antara) - Sebuah instalasi seni rupa bertajuk "Legenda kursi" karya perupa Bengkulu Syafrin Juandi menarik perhatian pengunjung di galeri pameran karya lukis dan patung dalam Festival Seni Bengkulu di kompleks Taman Budaya Bengkulu.
"Karya ini sarat pesan bagaimana kursi sebagai lambang kekuasaan bisa mempengaruhi kehidupan dan masa depan satu bangsa," kata David, seorang pengunjung galer pameran "Bengkulu Art Festival" yang digelar Komunitas Seni Teater Jengkal di Taman Budaya, Kota Bengkulu, Selasa.
Karya instalasi "Legenda kursi" terbuat dari papan kayu alami yang ditopang dua kaki terbuat dari kayu lalu dililit kawat duri dan tergantung di dalam ruang pameran.
Di kursi tersebut bertebaran beberapa lembar uang rupiah palsu yang melambangkan sejumlah orientasi dari sebuah kekuasaan yakni materi atau dalam gambaran itu ditampilkan berbentuk uang.
Pemilik karya, Syafrin mengatakan ada banyak motivasi yang mendorong seseorang mendapatkan `kursi", bisa berupa materi, nama besar atau tujuan lain.
"Persepsi dan pesannya luas, kursi ibarat kekuasaan yang direbut dengan berbagai cara," katanya.
Lewat karya seni itu, Syafrin ingin mengkritik mereka yang menduduki jabatan tertentu dengan motivasi memperkaya diri sendiri dan cenderung mempraktikkan kekuasaan yang sadis, ngeri dan berbahaya.
Instalasi tambah Syafrin merupakan karya seni denga pesan yang mudah ditangkap dan dipahami masyarakat dibanding karya lukis.
Ketua Forum Perupa Provinsi Bengkulu, Rusganda mengatakan ada 52 karya lukis dan patung dari 23 seniman perupa Provinsi Bengkulu yang ditampilkan dalam pameran bertajuk "Gelar karya" itu.
"Pameran ini untuk lintas generasi mulai dari karya pelukis anak-anak maupun yang sudah lanjut usia," katanya.
Pameran yang berlangsung hingga 17 Maret 2017 itu juga diisi dengan sejumlah kegiatan seni dan budaya antara lain festival baca puisi, pelatihan teater, pementasan teater dan monolog.
Untuk memotivasi para perupa setempat, Forum Perua Provinsi Bengkulu dalam waktu dekat juga akan menggelar pameran karya seni rupa yang digelar di Taman Budaya Provinsi Bengkulu.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017
"Karya ini sarat pesan bagaimana kursi sebagai lambang kekuasaan bisa mempengaruhi kehidupan dan masa depan satu bangsa," kata David, seorang pengunjung galer pameran "Bengkulu Art Festival" yang digelar Komunitas Seni Teater Jengkal di Taman Budaya, Kota Bengkulu, Selasa.
Karya instalasi "Legenda kursi" terbuat dari papan kayu alami yang ditopang dua kaki terbuat dari kayu lalu dililit kawat duri dan tergantung di dalam ruang pameran.
Di kursi tersebut bertebaran beberapa lembar uang rupiah palsu yang melambangkan sejumlah orientasi dari sebuah kekuasaan yakni materi atau dalam gambaran itu ditampilkan berbentuk uang.
Pemilik karya, Syafrin mengatakan ada banyak motivasi yang mendorong seseorang mendapatkan `kursi", bisa berupa materi, nama besar atau tujuan lain.
"Persepsi dan pesannya luas, kursi ibarat kekuasaan yang direbut dengan berbagai cara," katanya.
Lewat karya seni itu, Syafrin ingin mengkritik mereka yang menduduki jabatan tertentu dengan motivasi memperkaya diri sendiri dan cenderung mempraktikkan kekuasaan yang sadis, ngeri dan berbahaya.
Instalasi tambah Syafrin merupakan karya seni denga pesan yang mudah ditangkap dan dipahami masyarakat dibanding karya lukis.
Ketua Forum Perupa Provinsi Bengkulu, Rusganda mengatakan ada 52 karya lukis dan patung dari 23 seniman perupa Provinsi Bengkulu yang ditampilkan dalam pameran bertajuk "Gelar karya" itu.
"Pameran ini untuk lintas generasi mulai dari karya pelukis anak-anak maupun yang sudah lanjut usia," katanya.
Pameran yang berlangsung hingga 17 Maret 2017 itu juga diisi dengan sejumlah kegiatan seni dan budaya antara lain festival baca puisi, pelatihan teater, pementasan teater dan monolog.
Untuk memotivasi para perupa setempat, Forum Perua Provinsi Bengkulu dalam waktu dekat juga akan menggelar pameran karya seni rupa yang digelar di Taman Budaya Provinsi Bengkulu.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017