"Festival Komunitas Seni Media ini merupakan warna baru di Provinsi Bengkulu karena Bengkulu mendapatkan kesempatan pertama se-Sumatera untuk mengadakan Festival ini," kata Panitia Asosiasi Seniman di Provinsi Bengkulu John Hery Susanto di Kota Bengkulu, Sabtu.
Ia mengatakan, dalam festival tersebut, tema yang diangkat yaitu 'Medi(t)asi' dengan menampilkan berbagai macam karya seni dari berbagai macam daerah, salah satunya berasal dari Provinsi Bengkulu.
Festival tersebut dilaksanakan, kata dia, hasil kolaborasi dengan berbagai seniman dari luar Provinsi Bengkulu seperti Daerah Istimewa Yogyakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Padang dan Jakarta.
Untuk hasil karya yang ditampilkan dalam festival tersebut dibuat dengan menggabungkan alat-alat teknologi masa kini seperti Multimedia.
"Jadi karya seni yang kita tampilkan ini berkolaborasi dengan teknologi masa kini agar menarik minat untuk para seniman muda di era ini jadi hal inilah yang akan terus kita kembangkan," ujarnya.
Dalam festival tersebut, Komunitas Lintas Seni Bengkulu menampilkan hasil karya seni yang berjudul KA.GA.NGA yang merupakan sejarah linguistik di Bengkulu, yaitu Bahasa Rejang dan Aksara Ulu (Kaganga) yang menampilkan media yang terbuat dari plat besi, besi, dinamo dan perangkat elektronik.
Salah satu pengunjung FKSM dari Jakarta, Doto, menyebutkan bahwa festival tersebut memiliki daya tarik tersendiri, sebab menampilkan berbagai karya dari belasan komunitas seni.
"Saya sangat puas dengan hasil karya seni yang dipamerkan karena hasilnya yang sangat menakjubkan dan berharap dapat menarik minat para anak muda di bidang ini," terangnya.
Festival ini di gelar oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia yang bekerja sama dengan ARCOLABS dan Asosiasi Seniman Bengkulu.
Festival ini terbuka untuk umum dan gratis serta telah di buka sejak Rabu (5/10) hingga Rabu(12/10).