Bengkulu (Antara) - Tim dari "Rafflesia Bengkulu Diving Center" (RBDC) Bengkulu meneliti kerusakan terumbu karang di perairan Desa Merpas, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.

"Kami memeriksa perairan sekitar aktivitas eksavator dan jelas karang yang dilintasi rusak parah," kata Koordinator RBDC Bengkulu, Ari Anggoro di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan kerusakan itu akibat aktivitas alat berat jenis eksavator yang memasuki wilayah itu untuk memotong dan mengevakuasi besi kapal yang kandas.

Menurut dia, pemeriksaan bawah air yang dilakukan tim pada Senin (10/4) pagi menemukan kondisi dasar karang yang menjadi landasan eksavator rusak berat.

Di hamparan karang sekitar kapal kandas yang hendak dipotong dan dievakuasi oleh alat berat tersebut masih ditemukan tumbuhan lamun dan terumbu karang yang hidup.

"Kami memeriksa hamparan karang sekitar kapal kandas dan masih banyak terumbu karang yang hidup, begitu juga lamun," kata Ari.

Aktivitas satu unit alat berat itu diketahui sudah berlangsung selama dua hari. Satu potongan bagian kapal pun sudah berhasil diangkut ke daratan.

Namun, kegiatan itu menurut dia telah menimbulkan kerugian besar, yakni rusaknya terumbu karang dan kehilangan keanekaragaman hayati.

Ari yang juga dosen di Jurusan Kelautan Universitas Bengkulu menyebutkan pihak yang bertanggungjawab atas aktivitas alat berat itu harus mengganti kerugian akibat kerusakan terumbu karang tersebut.

"Mereka harus mengganti rugi kerusakan terumbu karang dengan melakukan pemulihan dan menyediakan dana rehabilitasi selama lima tahun," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan kerugian akibat kerusakan terumbu karang itu cukup besar, mula dari kerugian yang ditanggung dari sektor pariwisata, sektor perekonomian nelayan dan kehilangan kekayaan keanekaragaman hayati.

Perairan Desa Merpas Kecamatan Nasal tambah dia merupakan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kabupaten Kaur dengan SK Bupati Kaur nomor 180 tahun 2007.

Saat ini perairan tersebut juga menjadi destinasi ekowisata unggulan daerah yang terkenal dengan Pantai Laguna Samudera, selain menjadi tempat para nelayan mencari gurita dan berbagai jenis ikan karang.

Sebelumnya pemerintah provinsi Bengkulu mengatakan siap menurunkan tim ke lapangan untuk memeriksa dampak aktivitas eksavator yang berjalan di atas terumbu karang sepanjang 90 meter untuk memotong besi kapal yang kandas di wilayah itu pada 2012.

"Tim dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta dinas terkait akan memeriksa ke lokasi," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu Agus Priambudi.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017