Bengkulu (Antara) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung melatih 30 orang warga sekitar kawasan hutan konservasi di Provinsi Bengkulu untuk mencetak pramuwisata berpengetahuan dan keterampilan memandu wisatawan berbasis lingkungan.

"Mereka diberi pengetahuan dan keterampilan dalam memandu wisatawan, peneliti atau tamu yang ingin mengetahui profil kawasan konservasi," kata Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung Abu Bakar, di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan pelatihan berupa materi ruang yang diberikan pihak BKSDA, pelaku jasa pariwisata dan Palang Merah Indonesia (PMI) serta Basarnas itu, diikuti warga masyarakat dari tujuh kawasan taman wisata alam (TWA) di Provinsi Bengkulu.

Para peserta sebanyak 10 orang dari TWA Bukit Kaba, Kabupaten Rejanglebong, dua orang dari TWA Danau Tes Kabupaten Lebong, empat orang dari TWA Air Hitam, Kabupaten Mukomuko.

Selanjutnya, lima orang dari TWA Seblat, Kabupaten Bengkulu Utara, lima orang dari TWA Pantai Panjang, Kota Bengkulu, dua orang dari TWA Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan dan dua orang dari TWA Way Hawang, Kabupaten Kaur.

Abu menjelaskan pelatihan bagi para pemandu ini bagian dari upaya optimalisasi pengelolaan dan pengembangan wisata alam di kawasan konservasi.

"Wisata alam berbasis pelestarian lingkungan atau ekowisata menjadi salah satu potensi unggulan di Bengkulu yang memiliki pesona alam unik," katanya lagi.

Ia mencontohkan TWA Seblat di Bengkulu Utara sekitar 100 kilometer dari Kota Bengkulu merupakan habitat gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Lebih lanjut Abu mengatakan materi dari PMI dan Basarnas diberikan untuk melatih pemandu, sehingga mampu melakukan pencarian, pertolongan dan penyelamatan korban di wilayah objek wisata alam.

"Pemandu ini juga harus paham tentang cara pertolongan pertama bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat memandu wisatawan," katanya lagi.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017