Mukomuko (Antara) - Petani di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi jenis urea di daerah itu selama tiga bulan terakhir sejak bulan Februari 2017 sampai sekarang.

"Sejak bulan dua sampai sekarang pupuk urea langka. Tidak ada satu pun kios pupuk di daerah ini yang menjual pupuk urea," kata Ketua Kelompok Tani Bersaudara Desa Pondok Lunang, Kecamatan Air Dikit, Salman, di Mukomuko, Kamis.

Kelompok Tani Bersaudara Desa Pondok Lunang setiap enam bulan sekali mendapat jatah pupuk subsidi jenis urea sebanyak 40 karung isi 50 kilogram.

Ia mengatakan, sekarang ini kelompok taninya belum mendapatkan jatah pupuk urea untuk bahan penyubur tanaman kelapa sawitnya.

"Pupuk urea itu berfungsi untuk bahan penyubur batang kelapa sawit. Tanpa urea tanaman sawit tidak subur," ujarnya.

Ia menyatakan, saat ini kelompok taninya membutuhkan pupuk urea untuk bahan penyubur tanaman pada saat musim `trek" atau sawit sedikit berbuah.

Selain itu, ia mengatakan, petani setempat membutuhkan pupuk urea untuk bahan penyubur tanaman saat daerah itu mulai memasuki musim panas.

Ia mengatakan, kios di daerah itu hanya menjual beberapa jenis pupuk, yakni KCL dan SP36 yang hanya berfungsi untuk meningkatkan produksi buah sawit.

"Tanaman tidak cukup hanya menggunakan pupuk tersebut. Tanaman membutuhkan urea untuk penyubur batangnya," ujarnya.

Ia menyatakan, bahwa kios pupuk di daerah itu itu mendapatkan pupuk subsidi berdasarkan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Tetapi pupuknya tidak ada.

Ia menilai, instansi terkait kurang melakukan pengawasan dalam penyaluran pupuk subsidi di daerah itu.***3***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017