Bengkulu (Antara) - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu menurunkan tim ke Desa Gunung Alam, Kabupaten Lebong, terkait tewasnya dua orang penambang emas tradisional, diduga akibat keracunan gas pada Kamis (11/5).

"Kami akan turunkan tim ke lokasi dan berkoordinasi dengan Pemkab Lebong untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang menewaskan dua penambang itu," kata Sekretaris Dinas ESDM Provinsi Bengkulu, Oktaviano di Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan insiden tewasnya dua penambang itu saat mengeringkan lobang tambang sedalam 27 meter yang dipenuhi air.

Untuk mengeringkan lobang tambang yang dipenuhi air, penambang yang berjumlah lima orang menggunakan mesin genset yang diletakkan di mulut lobang tambang.

Saat mesin tersebut hidup, angin berhembus ke arah lobang tambang sehingga asap mesin genset masuk ke dalam lobang tambang dan diduga kuat sebagai penyebab keracunan kelima penambang itu.

"Dua korban meninggal dunia sedangkan tiga orang selamat tapi harus menjalani perawatan," ujarnya.

Dua orang penambang yang meninggal dunia di dalam lobang tambang yakni Novike (37) dan Karjo (48).

Menurut Rejes, salah seorang dari lima penambang, saat mesin genset hidup ia merasa pusing lalu berinisiatif mematikan genset tersebut.

"Saya merasa pusing jadi saya mematikan genset. Setelah mesin dimatikan saya masuk lagi ke dalam lobang dan mendapati dua teman sudah tak bernyawa," katanya.

Lebong merupakan kabupaten di wilayah Timur Provinsi Bengkulu yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama empat jam dengan jarak 175 kilometer.

Sejarah pertambangan emas cukup tua di wilayah itu yang sudah dirintis sebelum zaman kolonial Belanda. Hingga saat ini sejumlah masyarakat di beberapa kecamatan masih mengusahakan tambang emas secara tradisional antara lain Kecamatan Pinang Belapis, Lebong Utara, dan Pelabai. ***2***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017