Bengkulu (Antara) - Tim Pengendali Inflasi Daerah memperkirakan puncak inflasi pada Juni 2017 di Provinsi Bengkulu terjadi pada minggu ketiga Ramadhan.

Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang juga Wakil Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Sabtu, menyebutkan, kondisi tersebut diperkirakan karena peningkatan daya beli masyarakat.

"Masyarakat menerima gaji, insentif serta tunjangan lebaran pada minggu-minggu tersebut, hal ini mendorong konsumsi masyarakat menjadi lebih besar dari biasanya," kata dia.

Inflasi Bengkulu relatif tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi Sumatera dan nasional dan puncak tekanan inflasi jika dilihat secara historis, senantiasa terjadi pada dua titik, yakni bulan Ramadhan dan akhir tahun.

Pada posisi April 2017 atau triwulan I, inflasi tahunan Bengkulu sudah mencapai 6,6 persen, dan pada triwulan II ini, angka tersebut kembali diprediksi melonjak menjadi 6,8 persen (year on year) akibat meningkatnya konsumsi selama Ramadhan.

"Karena itu, pengendalian inflasi selama satu tahun akan berhasil jika kita mampu mengendalikan inflasi pada dua titik rentan tersebut," kata dia.

Guna menjaga stabilitas harga pada Ramadhan, Pemerintah Provinsi Bengkulu berusaha memastikan ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup baik pasokan Bulog maupun distributor setempat.

TPID juga akan menggelar kegiatan pasar murah di kabupaten dan kota sejak 15 Mei 2017 sampai dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri.

"Juga terdapat kegiatan safari gubernur ke daerah-daerah yang akan membawa kegiatan pasar murah dalam rangkaian kegiatan," ujarnya. ***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017