Pangkalpinang (ANTARA Bengkulu) - Badan Ketahanan Pangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan mengajukan Peraturan Gubernur (Pergub) yang mewajibkan dinas-dinas dan hotel menyajikan hidangan berbasis pangan lokal, pada acara-acara tertentu.

"Saat ini kami sedang merencanakan untuk mengajukan Pergub mengenai pangan lokal, yakni mewajibkan hotel dan instansi-instansi untuk menyajikan hidangan berbasis pangan lokal pada acara-acara tertentu," kata Ria Meliati Situngkir, Kabid Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Pangkalpinang, Rabu.

Ria menjelaskan, hal tersebut dilakukan untuk mendukung diversifikasi pangan di wilayah Bangka Belitung.

"Saat ini persediaan beras di wilayah Bangka Belitung, hanya sekitar 14 persen, dan itu tidak mencukupi untuk jangka panjang, oleh sebab itu harus mulai memikirkan alternatif pangan apa selain beras yang dapat dikonsumsi secara aman," kata dia.

Bangka Belitung, kata Ria, telah memiliki pangan lokal untuk dikembangkan yakni beras aruk atau beras ubi kayu.

Berdasarkan sejarahnya, pada zaman penjajahan Belanda, masyarakat Bangka Belitung mengkonsumsi beras dari ubi kayu sebagai pengganti pangan beras.

Menurut Ria, kandungan gizi beras aruk cukup baik, yakni dari hasil pengujian komposisi gizi per 100 gram beras aruk mengandung antara lain 0,6 gram protein, 85,9 gram karbohidrat, dan 0,8 gram lemak.

Ria mengatakan, selama ini pemerintah daerah baru mengeluarkan edaran bagi dinas dan hotel untuk menyajikan hidangan berbasis pangan lokal pada acara-acara tertentu.

"Jika ada Pergub, maka akan ada sanksi hukum bagi mereka jika tidak mentaati aturan tersebut, kami rasa itu merupakan tindakan yang efektif guna mempopulerkan kembali beras aruk pada masyarakat," kata dia.

Selain kendala kurang populernya beras aruk karena minim sosialisasi, Ria menambahkan, beras aruk kurang diminati karena rasa dan citra beras aruk sendiri yang kurang berkelas.

"Oleh karena itu, pada setiap pameran atau kesempatan lain kami selalu mengenalkan sajian pangan yang diolah dari beras aruk misalnya dijadikan brownies atau mie," kata dia.

Dengan begitu, masyarakat dapat kembali mengonsumsi beras aruk sebagai alternatif pangan selain beras, kata Ria. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012