Jakarta (Antara) - Pakar kebijakan publik Universitas Indonesia Andrinof Chaniago mengatakan ibu kota baru Indonesia yang direncanakan akan dibangun harus bisa menjadi kota berkelas dunia yang disiapkan untuk ratusan tahun ke depan.

"Kita selama ini hanya tinggal di kota warisan kolonial. Akibatnya, pembangunan dan perkembangan kotanya secara sporadis dan tambal sulam," kata Andrinof saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional itu mengatakan ibu kota baru harus futuristik dan bisa memenuhi kebutuhan dan kebanggaan bangsa Indonesia.

Saat ditanya bagaimana kriteria wilayah yang ideal untuk dibangun ibu kota baru, Andrinof mengatakan harus berada di tengah Indonesia dan di luar Pulau Jawa.

"Tentu yang dipilih harus lahan yang relatif masih kosong atau kepadatan penduduknya masih rendah serta memiliki daya dukung lingkungan seperti ketersediaan air dan akses transportasi," tuturnya.

Namun, saat ditanya daerah mana di wilayah Indonesia yang tepat untuk menjadi ibu kota baru, Andrinof menjawab penentuan daerah harus melalui kajian yang komprehensif.

"Kajian yang akan menemukan jawaban. Jangan memaksakan atau membesar-besarkan kota tertentu sebelum ada kajian. Biarkan kajian mencari pilihan lokasi di mana," katanya.

Menurut Andrinof, pengambilan keputusan dan kebijakan untuk memindahkan ibu kota harus berdasarkan kajian, bukan kekaguman terhadap tokoh tertentu, kepentingan daerah tertentu atau pun romantisme masa lalu.

"Pemindahan ibu kota harus berdasarkan kepentingan yang lebih besar. Karena itu, perlu ada kajian yang serius," ujarnya.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017