Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia gandeng desainer terkemuka Indonesia Samuel Wattimena untuk mempromosikan batik khas Provinsi Bengkulu yang dikenal dengan Batik Besurek ke kancah internasional.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Jumat, menyebutkan, pihaknya memilih Samuel Wattimena karena beliau adalah desainer yang fokus dan trlah lama menggeluti busana pada corak etnik atau bernuansa kebudayaan lokal di Indonesia.
"Kita menghadirkan desainer top Indonesia untuk membantu perajin kita dalam meningkatkan kualitas desain batik khas," kata dia.
Samuel menurut Endang membantu pebatik Bengkulu menemukan pola-pola baru, gradasi warna serta model yang menjadi minat pasar global.
"Kami tidak menargetkan pebatik atau hasil batik ini harus seperti apa, tapi dia lah yang menentukannya, karena dia yang lebih ahli mau dibuat seperti apa agat menarik minat pasar komersil," kata dia lagi.
Samuel Wattimena dan tim akan menjadi konsultan bagi pebatik binaan BI Bengkulu yang tergabung dalam kelompok batik tulis Canting Mas.
Menurut Samuel, sembilan orang yang tergabung dalam kelompok binaan BI tersebut pebatik yang telah lama menekuni profesi mereka, namun sayangnya wawasan untuk pasar komersil belum terbentuk pada para pebatik.
Batik khas Bengkulu selama ini tidak memiliki kompetisi atau persaingan antar sesama batik setempat seperti di Pekalongan. Begitu juga para pebatiknya, yang merupakan masyarakat asli yang selalu diwariskan bentuk kain batik yang sama turun-temurun sehingga untuk model, corak dan pola yang dilukiskan dalam batik menjadi monoton.
Jadi menurut dia ketika terus-menerus hanya model dan pola itu-itu saja yang diturunkan, sementara minat pasar nasional dan global terus berubah, akhirnya batik Bengkulu jadi kalah bersaing dengan batik daerah lain.
"Wawasan itu yang kita coba buka, kita tidak merubah apa yang lukiskan di Batik Besurek, tetap bunga Rafflesia dan kaligrafi. Tetapi sudut pandangnya kan bisa diubah, untungnya pebatik kita punya semangat yang besar untuk menjadi lebih baik, ini yang paling dibutuhkan," ujarnya. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Jumat, menyebutkan, pihaknya memilih Samuel Wattimena karena beliau adalah desainer yang fokus dan trlah lama menggeluti busana pada corak etnik atau bernuansa kebudayaan lokal di Indonesia.
"Kita menghadirkan desainer top Indonesia untuk membantu perajin kita dalam meningkatkan kualitas desain batik khas," kata dia.
Samuel menurut Endang membantu pebatik Bengkulu menemukan pola-pola baru, gradasi warna serta model yang menjadi minat pasar global.
"Kami tidak menargetkan pebatik atau hasil batik ini harus seperti apa, tapi dia lah yang menentukannya, karena dia yang lebih ahli mau dibuat seperti apa agat menarik minat pasar komersil," kata dia lagi.
Samuel Wattimena dan tim akan menjadi konsultan bagi pebatik binaan BI Bengkulu yang tergabung dalam kelompok batik tulis Canting Mas.
Menurut Samuel, sembilan orang yang tergabung dalam kelompok binaan BI tersebut pebatik yang telah lama menekuni profesi mereka, namun sayangnya wawasan untuk pasar komersil belum terbentuk pada para pebatik.
Batik khas Bengkulu selama ini tidak memiliki kompetisi atau persaingan antar sesama batik setempat seperti di Pekalongan. Begitu juga para pebatiknya, yang merupakan masyarakat asli yang selalu diwariskan bentuk kain batik yang sama turun-temurun sehingga untuk model, corak dan pola yang dilukiskan dalam batik menjadi monoton.
Jadi menurut dia ketika terus-menerus hanya model dan pola itu-itu saja yang diturunkan, sementara minat pasar nasional dan global terus berubah, akhirnya batik Bengkulu jadi kalah bersaing dengan batik daerah lain.
"Wawasan itu yang kita coba buka, kita tidak merubah apa yang lukiskan di Batik Besurek, tetap bunga Rafflesia dan kaligrafi. Tetapi sudut pandangnya kan bisa diubah, untungnya pebatik kita punya semangat yang besar untuk menjadi lebih baik, ini yang paling dibutuhkan," ujarnya. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017