Bengkulu (Antara) - Desainer top Indonesia Samuel Wattimena menyarankan Provinsi Bengkulu memanfaatkan potensi wisata dengan mengembangkan dan mempromosikan batik khas daerah setempat.

"Bengkulu daerah pesisir dengan pantai begitu panjang, belum lagi ada situs yang skalanya dunia, yakni tempat pengasingan Bung Karno dan rumah ibu negara pertama, Fatmawati. Sayangnya itu tak termanfaatkan sampai sekarang," kata dia di Bengkulu, Sabtu.

Ketika dirinya berkunjung ke destinasi Pantai Panjang Kota Bengkulu pada Jumat 14 Juli 2017, Samuel mengeluhkan tak satupun pakaian ataupun busana yang bernuansa khas seperti Batik Besurek Bengkulu dijual di sana.

Selain itu pemilihan model dan desain Batik Besurek lanjut dia juga tidak menyesuaikan dengan kondisi alam dan potensi wisata daerah.

Batik khas Bengkulu itu dijual dengan desain yang berat seperti busana pesta, pakaian formal juga gaun malam. Sementara permintaan pasar dan kondisi cuaca di daerah itu sendiri sesungguhnya menuntut busana yang lebih santai.

"Kita ke pantai kan gerah, dan ingin dapat baju ganti yang santai bukan formal, dan itu yang tidak saya temukan untuk batik Bengkulu, begitu juga turis lain," kata dia lagi.

Bengkulu diajak perlu mencontoh Hawaii dalam mempromosikan Batik Besureknya sebab kultur wisata utamanya sama-sama wisata pantai.

Menurut Samuel, siapa yang tidak kenal dengan pakaian atau busana Hawaii, memiliki corak atau model identik dan nuansanya santai, bahkan pakaian santai seperti itu menjadi mendunia. Hal seperti itulah yang bisa diaplikasikan pada batik Bengkulu.

Menuut dia, membuat pakaian tidak harus seluruhnya batik karena hal itu menjadi kelihatan berat dan formal.

"`Kan bisa sakunya saja batik, lengannya atau pun bagian-bagian kecil di tempat lain. Biayanya pun jadi lebih murah, berbeda jika seluruhnya menggunakan batik harganya tentu jauh lebih mahal," ujarnya. ***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017