Bengkulu (Antara) - Bunga bangkai (Amorphophallus titanum) setinggi tiga meter siap mekar di lokasi penangkaran bunga langka milik petani di Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.

"Saat ini bunga sudah mencapai tinggi tiga meter dan kami perkirakan mekar sempurna satu pekan lagi," kata Zul Zumdihamza, anggota kelompok peduli bunga langka Desa Tebat Monok yang menangkar bunga langka itu, Sabtu.

Zul bersama empat saudara kandungnya membuat penangkaran bunga langka di atas lahan seluas kurang dari tiga hektare milik keluarga mereka.

Bunga bangkai yang mekar itu baru ditanam sejak enam bulan lalu. Bibitnya diambil dari kebun kopi warga desa setempat.

"Kami membuka penangkaran ini untuk umum tanpa memungut karcis masuk, hanya sumbangan sukarela pengunjung," katanya.

Selain jenis Amorphophallus titanum, di area itu juga ditangkar bunga bangkai lainnya, yakni Amorphophallus gigas, Amorphophallus variabilis, Amorphophallus faeonifolius dan beberapa jenis lainnya, termasuk menangkar bunga langka Rafflesia arnoldii.

Lokasi penangkaran itu berada di punggung Hutan Lindung Bukit Daun wilayah Kepahiang, tepatnya di pinggir jalan lintas Kota Bengkulu menuju Kepahiang dan Curup.

Saat bunga mekar, pemilik area penangkaran akan membuat pengumuman bagi warga tentang informasi bunga mekar itu berupa spanduk yang dibentangkan di pinggir jalan raya.

"Kami juga menangkar tumbuhan inang bunga rafflesia sejak 1997 tapi sampai saat ini belum pernah berhasil berbunga," katanya.

Bunga bangkai Amorphophallus titanum atau dalam bahasa lokal Bengkulu disebut bunga kibut merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatera, Indonesia.

Kibut disebut juga bunga bangkai dikarenakan bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat untuk menyerbuki bunganya. ***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017