Angkatan Laut Israel kembali melakukan aksi militer terhadap konvoi kapal bantuan internasional yang berlayar menuju Gaza. Pada Rabu dini hari, tiga kapal dari Koalisi Armada Kebebasan Freedom Flotilla Coalition (FFC) dilaporkan diserang dan dicegat di perairan internasional, sekitar 120 mil laut atau 222 kilometer dari Jalur Gaza.
“Kami mengonfirmasi bahwa tiga kapal Gaza Sunbird, AlaaAl-Najjar, dan Anas Al Sharif telah diserang dan dicegat secara ilegal oleh militer Israel pada pukul 04.34 dini hari, 220 km di lepas pantai Gaza,” Ungkap Komite Internasional untuk Mematahkan Pengepungan di Gaza yang disampaikan melalui platform X, Rabu.
Dalam video yang sempat disiarkan langsung di YouTube, terlihat tentara Israel menyerbu kapal Gaza Sunbird. “Video tersebut menunjukkan momen penyerangan terhadap kapal Sunbird dan upaya penyembunyian kejahatan dengan memukul kamera menggunakan senjata,” tambah pernyataan itu dikutip Anadolu. Namun, sebagian besar siaran langsung kemudian terputus.
Koalisi Armada Kebebasan menegaskan bahwa Israel tidak memiliki kewenangan hukum untuk melakukan serangan tersebut. “Militer Israel tidak memiliki yurisdiksi hukum atas perairan internasional. Armada kami tidak menimbulkan bahaya,” tulis koalisi di Instagram.
Kapal-kapal dalam konvoi tersebut membawa bantuan kemanusiaan senilai lebih dari 110 ribu dolar AS, berupa obat-obatan, peralatan pernapasan, serta pasokan nutrisi untuk rumah sakit di Gaza. “Armada kami membawa bantuan vital. Tandai politisi dan media Anda, akhiri pelanggaran hak asasi manusia Israel sekarang juga,” tulis koalisi itu.
Sekitar 100 orang berada di dalam konvoi sembilan kapal, yang menjadi bagian dari misi “Thousand Madleens” untuk menentang blokade Israel terhadap Gaza. Sejak berdiri pada 2010, FFC telah meluncurkan puluhan misi serupa untuk mengirimkan bantuan sekaligus menarik perhatian dunia pada krisis kemanusiaan di Gaza.
Aksi serangan terhadap kapal bantuan bukan pertama kali dilakukan Israel. Pekan lalu, angkatan laut negara itu menyita lebih dari 40 kapal yang hendak menuju Gaza serta menahan lebih dari 450 aktivis di dalamnya. Israel telah memberlakukan blokade ketat terhadap Gaza selama hampir 18 tahun, yang semakin diperketat sejak Maret lalu dengan memblokir pengiriman makanan dan obat-obatan.
Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel dilaporkan telah menewaskan lebih dari 67.100 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, membuat Gaza kian terpuruk dalam krisis kemanusiaan.
Editor : Anom Prihantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025