Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan perekonomian tahunan Provinsi Bengkulu sampai triwulan IV 2017 masih tetap mengalami tren melambat dan akan tumbuh pada rentang 4,9 hingga 5,1 persen.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra, di Bengkulu, Rabu, menjelaskan pertumbuhan ekonomi keseluruhan 2017 diprediksi juga akan tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan 2016 yang tumbuh 5,56 persen (yoy).

"Perekonomian mengalami perlambatan karena belum didukung perbaikan daya beli masyarakat serta rendah serapan APBD," kata dia.

Sedangkan konsumsi rumah tangga dan pemerintah memiliki porsi sampai 87 persen terhadap PDRB. Sisanya terdiri dari ekspor, impor, pertanian, peternakan serta sektor jasa.

Realisasi penyerapan fiskal pemerintah daerah setempat diperkirakan cukup menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Sampai triwulan II 2017, realisasi fiskal seluruh pemda baru mencapai 33,9 persen.

"Realisasi terendah terjadi pada Pemerintah Provinsi Bengkulu, yang dicatat baru mencapai 28,35 persen, sehingga diharapkan pemerintah lebih optimal lagi dalam meningkatkan konsumsi pemerintah," kata dia lagi.

Kinerja perekonomian sampai Juli 2017 sebenarnya telah menunjukkan tren perlambatan pada setiap triwulan. Pada triwulan I 2017 dicatat pertumbuhan berada pada 5,20 persen, dan pada triwulan II hanya berada pada 5,04 persen.

Meskipun mengalami tren melambat, namun pertumbuhan ekonomi Bengkulu cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan Sumatera yang hanya tumbuh 4,09 persen.

"Kita juga sedikit lebih baik dibanding nasional yang tumbuh 5,02 persen, sehingga tetap optimistis dengan kondisi saat ini," ujarnya pula.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017