Bengkulu (Antara) - Warga Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu, menggelar riset komparasi tentang dampak proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara bagi masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi tapak proyek itu.

"Penelitian ini melibatkan warga Kelurahan Teluk Sepang sebagai partisipan sekaligus peneliti," kata Koordinator Program Yayasan Kanopi Bengkulu, Karyawanto, di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan riset partisipatif tersebut dilakukan dengan metode survei dan metode pengumpulan data normal tentang kondisi lingkungan di sekitar tapak PLTU.

Survei dilakukan terhadap warga yang berprofesi sebagai buruh, petani, nelayan serta kondisi kesehatan ibu dan anak.

"Untuk petani, nelayan dan buruh dilakukan survei tentang persepsi mereka terhadap PLTU dan bagaimana produktivitas saat ini," ucapnya.

Hasil penelitian ini akan dikomparasi atau dibandingkan dengan kondisi nelayan, petani, dan buruh di wilayah lain di mana PLTU sudah berdiri.

Di beberapa wilayah di mana PLTU batu bara sudah berdiri, kehidupan nelayan tradisional kerap terganggu sebab area tangkap warga semakin terbatas akibat aktivitas PLTU di pesisir.

Sedangkan riset kondisi lingkungan dilakukan dengan menguji kualitas air dan udara di sekitar lokasi tapak PLTU berkapasitas 2 x 100 Megawatt itu.

"Uji kualitas air dilakukan dengan uji beberapa sampel air laut dan air sumur warga di sekitar lokasi tapak," ucapnya.

Sedangkan kualitas udara diuji menggunakan alat tertentu antara lain Thermo Scientific PDR 150 dan atau Aqmesh untuk mengukur PM 10 dan PM 2.5.

Kadar PM 2.5 di udara menurut dia perlu diketahui sebelum dan sesudah PLTU beroperasi sebab partikel ini sangat berbahaya bagi kesehatan.

"Tidak hanya mengakibatkan gangguan pernafasan tapi bisa menyebabkan stroke. Masyarakat di daerah lain di mana PLTU berdiri juga sebagian besar mengeluhkan dampak debu batu bara ini," ujarnya.

Sedangkan ambang batas pencemar PM 2.5 dari PLTU batu bara belum diatur oleh pemerintah.

Proyek PLTU batu bara berkapasitas 2 x 100 MW di Kelurahan Teluk Sepang pernah diprotes warga karena mereka cemas akan dampak negatifnya.

Sementara, menurut pemerintah daerah, pembangkit listrik berbahan bakar batu bara itu akan menambah pasokan listrik bagi warga Bengkulu.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017