Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - PT Palma Mas Sejati yang bergerak dalam bidang usaha pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, telah mempekerjakan sekitar 80 persen penduduk lokal di daerah itu.

"Tenaga kerja yang kami pekerjakan berasal dari penduduk setempat, terutama warga di Kecamatan Talang Empat, dengan harapan masyarakat sekitar pabrik merasakan kehadiran perusakaan kami," kata Humas PT Palma Mas Sejati (PMS), Rastomi Ibrahim, di Bengkulu, Selasa.

Selain itu, PT PMS juga melibatkan masyarakat setempat sebagai pemasok buah sawit ke pabrik, sehingga pendapatan masyarakat akan meningkat dan roda ekonomi di sekitar pabrik tumbuh pesat. "Kalau selama ini mereka berprofesi sebagai petani, tapi setelah kehadiran pabrik CPO PT PMS, banyak petani berubah propesi menjadi toke sawit," ujarnya.

Ia mengatakan, selain mempekerjakan masyarakat setempat sebagai karyawan pabrik, PT PMS membeli kelapa sawit (TBS) masyarakat jauh lebih tinggi ketimbang pabrik CPO lainnya di Bengkulu. "Sekarang kita membeli TBS petani paling rendah Rp13.000/kg. Sedangkan pabrik CPO lainnya di Bengkulu justru menurunkan harga pembelian dibawah Rp1.000/kg," ujarnya.

Terkait dengan operasional pabrik CPO, Rastomi mengatakan, seluruh persyaratan untuk mengoperasikan pabrik CPO sudah dipemunuhi termasuk masalah penanganan limbah yang dihasil pabrik sudah dilakukan dengan baik.

Demikian pula soal cerobong asap pabrik di pasang sudah sesuai standar. Ini dilakukan agar asap yang dihasilkan pabrik tidak mencemari permukiman penduduk yang ada di sekitarnya.

"Syukur Alhamdulillah sampai sekarang tidak ada satu pun keluahan dari masyarakat tentang asap pabrik, karena penangganan asap pabrik kami lakukukan sesuai standar yang ditetapkan Badan Lingkungan Hidup setempat," ujarnya.

General Manager PT PMS Antoni mengatakan, akhir-akhir ini ada pihak tertentu yang mempersoalkan limbah asap dari pabrik CPO tersebut seperti yang diberitakan di sebuah media cetak di Bengkulu.  Soalnya, sampai sekarang belum ada keluhan dari masyarakat tentang asap pabrik tersebut, malah warga mendukung untuk tidak istirahat pada hari-hari libur, ujarnya.

"Sekarang kami bingung ada isu bahwa asap pabrik tersebut mencemari lingkungan penduduk sekitar, tapi sampai sekarang belum ada keluhan dari masyarakat," ujarnya.

 Bila memang ada asap pabrik itu mencemari lingkungan pasti masyarakat sekitar pabrik yang duluan konflin, bukan keluhan datang dari luar daerah melalui media.

"Kami sangat keberatan atas tudingan bahwa asap pabrik mencemari permukiman penduduk, kalau memang hal itu terjadi pasti Pemkab dan DPRD Bengkulu Tengah melakukan teguran," tandasnya.(Z005)

Pewarta:

Editor : Rangga Pandu Asmara Jingga


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012