Bengkulu (Antara) - Akademisi Jurusan Kelautan Universitas Bengkulu, Ari Anggoro mengatakan perairan sekitar Pulau Tikus, Kota Bengkulu layak dijadikan kawasan konservasi perairan untuk menjamin keberlanjutan fungsi ekologi, ekonomi dan sosial budaya kawasan itu.

"Pulau Tikus punya peran penting secara ekologi, ekonomi dan sosial budaya sehingga perlu pengelolaan arif untuk menjamin keberlanjutan fungsi itu," kata Ari saat seminar bertajuk perlindungan dan konservasi sumber daya alam yang digelar Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu di Bengkulu, Kamis.

Secara ekologi menurut dia, Pulau Tikus berperan sebagai penyangga kehidupan, habitat jenis penyu sisik, memiliki kealamian, mengandung keanekaragaman terumbu karang dan ikan karang, daerah ruaya penyu, wilayah pemijahan dan pengasuhan bagi ikan-ikan karang.

Peran ekonomi antara lain area tangkap perikanan dan potensi rekreasi dan pariwisata.

Sedangkan secara sosial budaya, ada potensi konflik antarnelayan, antara nelayan dengan pengelola wisata, serta potensi ancaman terhadap biota serta kearifan lokal sebagai tempat nelayan singgah dan berlindung dari badai.

"Di Pulau Tikus juga berdiri menara pandu kapal-kapal yang berlayar di Samudera Hindia Barat," ucapnya.

Namun, saat ini, kondisi daratan dan eksploitasi biota laut telah mengancam fungsi keberlanjutan peran perairan dan daratan Pulau Tikus.

Abrasi mengakibatkan luas daratan pulau terus menyusut, dari awalnya 2 hektare menjadi tersisa 0,6 hektare.

Karena itu, Jurusan Kelautan Universitas Bengkulu lanjut Ari siap terlibat untuk melakukan kajian strategis untuk menginisiasi kawasan konservasi perairan di pulau yang dapat ditempuh selama 45 menit dari Kota Bengkulu itu.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017