Bengkulu (ANTARA) - Penyedia jasa wisata bahari Pulau Tikus, Asmawati mengatakan tingkat kunjungan wisatawan ke Pulau Tikus cenderung tak terpengaruh di tengah konflik antar-nelayan yang terjadi akhir pekan lalu.
"Tidak ada perbedaan. Memang sebelum konflik nelayan hari Jumat lalu, yang pesan tiket memang belum banyak, karena bukan hari libur besar," ujar Asmawati di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan wisata bahari, sudah terdaftar di Jasa Raharja, sehingga wisatawan sangat dijaga dan terjamin perjalanannya.
Ia juga menambahkan, sangat merasa malu jika wisatawan bahari Bengkulu jadi berkurang karena ketakutan mereka akan konflik nelayan tersebut.
"Malulah kita sama wisatawan gara-gara konflik ini mereka jadi takut mau berwisata tempat kita," jelasnya.
Namun diakui dirinya, karena konflik ini sangat sering terjadi, berdasarkan survei wisatawan luar negeri sedikit berkurang jika konflik trawl tengah memanas.
Sebelumnya konflik antara nelayan Malabero dan Pulau Baai pecah akibat penggunaan alat tangkap pukat harimau atau trawl.
Konflik yang terjadi pada Jumat (5/4) mengakibatkan dua unit kapal nelayan tradisional dibakar oleh nelayan pengguna trawl.
Konflik nelayan tak pengaruhi wisata bahari Pulau Tikus
Selasa, 9 April 2019 7:59 WIB 1759