Rejang Lebong (Antara) - Petugas Pusat Kesehatan Hewan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menemukan 141 indukan sapi di daerah itu mengalami gangguan reproduksi.

Menurut Kepala Puskeswan Curup, drh Firi Asdianto di Rejang Lebong, Jumat, indukan sapi yang bermasalah dengan reproduksi ini sudah mereka tangani dengan melakukan program gertak birahi dan kawin suntik.

"Upaya yang kami lakukan ialah dengan program gertak birahi dan kawin suntik atau inseminasi buatan. Kalangan peternak yang memiliki ternak sapinya yang bermasalah dengan reproduksinya ini bisa mengikutinya secara gratis," katanya.

Indukan sapi yang bermasalah dengan reproduksi di daerah tersebut, kata dia, ditemukan dalam kegiatan upaya khusus sapi indukan wajib bunting atau Upsus Siwab yang digulirkan Kementerian Pertanian sepanjang 2017 dalam rangka menyukseskan program swasembada daging.

Dalam Upsus Siwab ini Kabupaten Rejang Lebong ditargetkan bisa melakukan program IB sebanyak 2.056 ekor dan baru terealisasi sebanyak 616 ekor. Sedangkan jumlah ternak sapi indukan yang terdata di 15 kecamatan di daerah itu hanya berjumlah 1.047 ekor.

"Dari 616 indukan sapi yang sudah dilakukan IB, diketahui yang sudah diperiksa kebuntinganya sebanyak 465 ekor dan yang sudah melahirkan sebanyak 208 ekor," ujarnya.

Sementara itu, jumlah populasi ternak sapi yang ada di daerah itu diperkirakan sudah tidak sampai dari 5.000 ekor, karena berdasarkan data dari BPS pada 2015 lalu berjumlah 5.000 ekor.

Pengurangan ini karena adanya sapi yang disembelih untuk konsumsi harian dan juga habis disembelih pada hari raya Idul Adha lalu, dengan jumlah mencapai 1.000 ekor.

Untuk itu dia mengimbau kalangan peternak sapi yang ada di daerah itu agar memanfaatkan program Upsus Siwab ini agar bisa mendaftarkan sehingga ternaknya bisa mengikuti program kawin suntik dalam rangka mendongkrak populasi ternak sapi di Rejang Lebong. ***3***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017