Mukomuko (Antara) - Pihak Balai Karantina Perikanan Bengkulu saat ini masih menyelidiki penyebab ribuan ikan keramba jaring apung milik petani di muara Kelurahan Bandar Ratu, Kabupaten Mukomuko yang mati mendadak sejak sepekan terakhir ini.

"Kami telah mengirim sampel ikan mati ke Balai Karantina Perikanan Bengkulu. Saat ini mereka sedang menelitinya," kata Kabid Budi Daya Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mukomuko, Azbas, di Mukomuko, Rabu.

Sedikitnya 7.000 ekor ikan keramba jaring apung milik petani di muara Kelurahan Bandar Ratu, Kecamatan Kota Mukomuko mati mendadak sejak sepekan terakhir.



Sebanyak 7.000 ekor ikan keramba jaring apung yang mati mendadak tersebut pada umumnya ikan nila yang siap panen.

Ia menyatakan, tidak hanya pihak Balai Karantina Perikanan Bengkulu yang meneliti sample ikan, petugas dari pemerintah pusat telah turun ke Bengkulu untuk meneliti ikan mati di daerah itu.

"Petugas perikanan dari pemerintah pusat turun untuk ke Bengkulu mengetahui penyebab ikan mati secara umum di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu," ujarnya lagi.

Ia menyatakan, berdasarkan pengamatannya, penyebab ribuan ikan nila tersebut mati mendadak diduga karena terserang penyakit "Tilavia Lake Virus" atau Tilvia.

Ia menduga, ikan tersebut terserang penyakit tersebut berdasarkan ciri-ciri tubuh ikan menghitam, erosi pada ulir, pembekakakn rongga perut, mata mengalami pembekakan dan katarak.

Selain itu, katanya, sebelum ribuan ikan tersebut mati mendadak, ikan tersebut terlibat berenang secara zig zag.

Untuk memastikanya, ia mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikikan dari pihak Balai Karantina Perikanan Bengkulu.***1***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017