Mukomuko (Antara) - Kalangan Pedagang di Kabupaten Mukomuko, Provisi Bengkulu saat ini memilih untuk berhenti menjual obat batuk jenis tertentu karena rawan disalahgunakan oleh anak-anak di daerah tersebut untuk mabuk-mabukan.

"Kami tidak menjual obat batuk tersebut karena banyak anak-anak sekolah yang membelinya. Mereka membelinya dalam jumlah besar," kata pedagang di Desa Ujung Padang, Susi, di Mukomuko, Minggu.

Ia mengatakan, tempat usahanya baru dua tahun berdiri tersebut tidak lagi menjual obat batuk tertentu kepada masyarakat terhitung sejak setahun terakhir.

Ia mengatakan, saat pertama menjual obat batuk, belum ada kecurigaan terhadap pembeli obat tersebut, terutama terhadap anak-anak.

Tetapi, katanya, semakin lama perasaan curiga mulai muncul saat anak-anak di wilayah itu terus menerus membeli obat batuk itu dalam jumlah besar.

"Pada awalnya kami senang karena produk ini cepat laris, tetapi semakin lama kami curiga karena informasi melalui media massa sekarang ini menyebutkan marak anak-anak yang menyalahgunakan obat batuk tersebut," ujarnya lagi.

Karena itu, ia memilih untuk berhenti menjual obat batuk di tempat usahanya tersebut.

Kabid Farmasi dan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Erik Prasetya mengatakan, berdasarkan pemantauannya sudah banyak warung dan toko di daerah ini berhenti menjual obat batuk tertentu.

Ia mengatakan, hanya sebagian warung dan toko yang tersebar di 15 kecamatan di daerah tersebut yang masih menjual obat batuk tersebut.

Kepada pedagang setempat yang masih menjual obat batuk itu, ia mengingatkan agar pedagang ini membatasi penjualan obat batuk kepada anak-anak.

"Pedagang cukup menjual dua atau tiga obat batuk itu per hari. Bagi yang masih membutuhkan obat itu bisa membelinya lagi," ujarnya pula.***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017