Bengkulu (Antara) - Produsen menyayangkan obat batuk kemasan produksi mereka dijadikan bahan untuk minuman yang memabukkan layaknya minuman keras oleh sejumlah oknum.
Koordinator Area Produk PT Bintang Toedjoe Bengkulu Zetriadi di Bengkulu, Kamis, menyebutkan, tindakan sebagian orang yang tidak bertanggung jawab tersebut merugikan produsen.
"Omzet kami di Bengkulu turun sampai 50 persen, `image` pada produk kami jadi berbeda, padahal ini perbuatan oknum," kata dia.
Padahal perusahaan sudah mengambil langkah proteksi, yakni tidak menjual produk ke warung kelontong. Sasaran penjualannya hanya apotek berizin dan dikontrol secara berkala.
"Kami juga meminta apotek membatasi penjualan, yakni tidak boleh menjual dengan jumlah besar serta tidak boleh menjual pada anak di bawah umur," kata dia lagi.
Untuk langka ke depannya, perusahaan tersebut akan bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bengkulu demi mencegah tindakan penyalahgunaan obat-obatan tersebut.
"Kita akan menggelar sosialisasi lebih banyak lagi ke semua kalangan umur utamanya generasi muda, kita akan mengajak kerjasama BNN Bengkulu," katanya.
Sebelumnya, salah seorang masyarakat Bengkulu, Tn Eka Putra menyayangkan adanya masyarakat menggunakan obat batuk kemasan untuk mabuk-mabukan dan hal tersebut tidak terawasi oleh pihak terkait.
Di lapangan bola Sidomulyo Kota Bengkulu bungkus obat batuk kemasan ini berserakan. Tidak mungkin ratusan sisa bungkus yang bertebaran tersebut diminum hanya oleh orang penderita batuk.
"Sudah ada bukti seperti ini, tapi tak ada perhatian, seakan mereka bebas konsumsi di kawasan terbuka seperti ini," ujarnya. ***4***
Produsen Sayangkan Obat Batuk Kemasan Jadi Miras
Jumat, 28 April 2017 1:46 WIB 1774