Bengkulu (Antara) - Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu meningkatkan peran penyuluh guna mencegah masuk dan berkembangnya paham radikal ISIS di daerahnya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Bengkulu Bustasar di Bengkulu, Senin, menyebutkan langkah pencegahan tersebut juga merupakan tindakan cepat tanggap setelah adanya seorang mahasiswa universitas setempat yang terkena deportasi karena berniat masuk ke Suriah dan diduga akan bergabung dengan ISIS.

"ISIS itu bukan agama, tetapi organisasi, kita tidak ingin masyarakat terjebak paham tidak benar dari organisasi radikal seperti ini," kata dia.

Kemenag setempat ikut memantau, lewat apa paham ini bisa sampai ke masyarakat Provinsi Bengkulu.

Menurut Bustasar, ada banyak cara paham-paham radikal masuk ke tengah masyarakat, tidak hanya melalui kelompok tertentu saja yang bermukim di suatu daerah.

"Seperti lewat jaringan internet, jadi tidak harus kelompok. Tugas kita bukan melakukan penindakan, tetapi memeberikan pandangan agama yang benar ke masyarakat," kata dia lagi.

Ada beberapa cara Kemenag Provinsi Bengkulu menutup potensi paham radikal masuk dan berkembang di tengah masyarakat.

"Yang pertama meningkatkan peran penyuluhan di berbagai kesempatan, mulai dari tingkat anak, remaja sampai dewasa. Untuk anak-anak bisa lewat pesantren dan madrasah," ucapnya.

Bustasar juga mengajak ulama setempat terutama saat berceramah agar menyelipkan pesan bahwa paham radikal sangat berbahaya dan bertentangan dengan ajaran agama Islam.

"Selain itu kita terus membina berbagai program keluarga sakinah di setiap kabupaten dan kota, karena pembelajaran awal itu sebenarnya dimulai dari lingkungan keluarga," ujarnya. ***4***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017