Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Sejumlah aktivis lingkungan, mahasiswa dan pemerhati masalah kesehatan di Kota Bengkulu membentuk Aliansi Tolak Paru Hitam sebagai bagian dari kampanye penolakan penggunaan batu bara sebagai sumber energi listrik.

"Batu bara adalah sumber malapetaka bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Ini yang melatarbelakangi pembentukan aliansi," kata Staf Kajian dan Kampanye Kanopi Bengkulu Feni Oktavera di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan aliansi yang berasal dari bermacam latar belakang, seperti mahasiswa Politeknik Kesehatan, pecinta alam, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu, Yayasan Pupa dan Women Crisis Center (WCC) Cahaya Perempuan fokus pada penyadartahuan masyarakat tentang dampak buruk pengembangan batu bara sebagai sumber pembangkit listrik.

Menurut dia, masyarakat yang akan menerima dampak langsung dari pencemaran udara akibat pembakaran batu bara harus mengetahui risiko yang akan dihadapi dari kebijakan pemenuhan energi.

Seharusnya, kata Feni, pemerintah lebih bijak menentukan sumber listrik dengan memilih jenis energi yang tidak berdampak buruk bagi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.

Pembakaran batu bara akan melepas polutan ke udara berupa SO2, NOx dan PM 2,5 ditambah hujan asam, emisi logam berat, seperti merkuri, arsenik, nikel, kromium dan timbal. Akibatnya, warga akan terpapar polusi yang dapat memicu penyakit stroke, jantung insemik, kanker paru-paru, paru obstuktif kronik, dan lainnya karena penyakit pernafasan dan kardiovaskular.

"Kalau masih ada energi bersih, seperti matahari, angin, air dan lainnya, kenapa harus PLTU batu bara," kata dia.

Nurkholis Sastro dari Women Crisi Center Cahaya Perempuan mengatakan masyarakat berhak mendapatkan kualitas lingkungan yang sehat sesuai dengan perundang-undangan.

Karena itu, menurut dia, aliansi perlu menyasar pihak pengambil kebijakan, dalam hal ini pemerintah daerah Provinsi Bengkulu, untuk menghentikan investasi energi kotor.

Diketahui, investor asal Tiongkok sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara di Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu, berkapasitas 2 x 100 Megawatt.

Pembangkit tersebut direncanakan beroperasi pada 2019 dengan jumlah batu bara yang dibakar sebanyak 1 juta ton per tahun.***3***

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018