Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - PT Palma Mas Sejati di Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, membeli tandan buah segar kelapa sawit masyarakat sesuai kualitas dan produksi umur tanaman.

"Sekarang ada tiga kelas yang ditentukan manajmen yaitu kelas A, B, dan kelas C, sedangkan harganya lebih tinggi dari pebarik lainnya," kata Manajer Pabrik PT Palma Mas Sejati (PMS) Aspin Kobar di Bengkulu, Selasa.

Ia menjelaskan, kelas A dibeli dengan harga Rp1.440 per kilogram atau naik dari sebelumnya Rp1.400, kelas B dibeli Rp1.360 atau naik Rp60 dari sebelumnya, dan kelas C stabil Rp1.020/kg.

Buah kelas A dan B, katanya, biasanya produksi tanaman di atas tujuh tahun, sedangkan buah kelas C atau paling dikenal dengan buah pasir dengan umur di bawah lima tahun. "Kita mulai melakukan pembelian sejak pekan lalu, setelah tutup dua pekan untuk perbaikan salah satu komponen pada cerobong asap bocor," ujarnya.

Saat ini, katanya, pabrik itu masih melakukan keja satu "site" dengan rata-rata mengolah bahan baku 200 ton, namun ke depan akan ditingkat untuk kerja dua "site" akan menghabiskan bahan baku mencapai 700 ton. Pabrik yang baru berdiri sejak 2009 itu, katanya, setiap hari baru mengasilkan biji sawit (kernil) rata-rata lima ton dan dijual ke Sumatera Barat.

Petugas Humas PT PMS Bastomi mengatakan, pasokan bahan baku ke pabrik itu datang dari seluruh kebun masyarakat di Bengkulu, awalnya hanya melayani produksi buah kelapa sawit petani di Bengkulu Tengah yang luasnya sekitar 5.000 hektare.

Namun, setelah ada kenaikan harga beli tersebut, pasokan buah kelapa sawit berdatangan mulai dari Kabupaten Kaur, Bengkulu Selatan, Seluma hingga Bengkulu Utara. "Padahal, di wilayah itu masing-masing sudah punya pabrik pengolahan buah kelapa sawit, namun hanya masalah harga lebih rendah," ujarnya.(Z005)

Pewarta:

Editor : Rangga Pandu Asmara Jingga


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012