Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Para aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Universitas Hazairin (Unihaz) Bengkulu menghimpun dana dari masyarakat untuk pengadaan masker bagi pekerja perempuan pemilah batu bara di Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.

"Ini bentuk dukungan kami untuk perempuan yang bekerja dengan risiko tinggi dikelilingi debu batu bara," kata Ketua Kohati HMI Komisariat Unihaz, Fitri Novianti di sela-sela aksi memperingati Hari Perempuan Internasional yang digelar di Taman Berkas, Kota Bengkulu, Kamis sore.

Ia mengatakan dana yang terkumpul akan digunakan membeli masker untuk dipakai para pekerja perempuan yang memilah batu bara.

Aksi yang menggandeng aktivis lingkungan dan mahasiswa yang bergabung dalam Aliansi Tolak Paru Hitam tersebut juga diisi dengan pentas seni musikalisasi, pembacaan puisi dan teatrikal.

"Kami mendukung para perempuan pejuang di manapun mereka berada untuk mewujudkan hak-hak mereka," ucap Fitri.

Koordinator Aliansi Tolak Paru Hitam Bengkulu, Feni Oktavera mengatakan perempuan pemilah batu bara di area penumpukan atau "stockpile" batu bara Pulau Baai sangat minim alat pelindung diri.

Padahal risiko pekerjaan yang dihadapi para perempuan yang berstatus ibu rumah tangga tersebut sangat tinggi.

"Debu batu bara bila dihirup dalam jangka lama akan menyebabkan penyakit paru-paru hitam," ucapnya.

Selama ini lanjut Feni mereka hanya menggunakan serbet dan kain jilbab untuk menghindari debu batu bara masuk ke tubuh melalui mulut dan hidung.

Baca juga: "Dua mata" memandang perempuan
Baca juga: Kanopi: Hak pekerja perempuan masih diabaikan

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018