Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Pejabat Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan laju inflasi di daerah itu pada awal tahun ini mencapai 3 persen.

"Laju inflasi yang terjadi pada bulan Januari kemarin terbilang cukup tinggi," kata Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Rejang Lebong Beni Irawan saat memimpin rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID di Pemkab Rejang Lebong, Rabu.

Laju inflasi yang terjadi di daerah tersebut, menurut dia, akibat pengaruh adanya kenaikan bahan-bahan pokok masyarakat, terutama pada empat jenis barang, seperti beras, minyak goreng, cabai merah, dan bawang merah.

Empat komoditas masyarakat itu pada beberapa waktu belakangan sempat mengalami penaikan, terutama beras yang mengalami penaikan cukup signifikan. Namun, saat ini mulai mengalami penurunan karena sudah memasuki musim panen padi.

Untuk itu, pihak TPID setempat berupaya menekan laju inflasi di Kabupaten Rejang Lebong. Pada bulan Januari lalu, misalnya, Bulog Subdivre Rejang Lebong menggelar operasi pasar.

Ia mengatakan bahwa operasi pasar tersebut mampu menekan laju inflasi karena pada bulan Februari inflasi di Rejang Lebong turun kembali di kisaran 2 persen.

Adanya komoditas lokal yang ikut menyumbang laju inflasi di Rejang Lebong, antara lain cabai merah keriting. Hal ini sempat menjadi sorotan dalam rapat mengingat daerah itu menjadi salah satu penghasil cabai merah yang mampu memenuhi kebutuhan Provinsi Bengkulu dan sekitarnya.

"Seharusnya sebagai daerah penghasil cabai yang menyuplai beberapa daerah di Provinsi Bengkulu dan sekitarnya, cabai merah ini tidak menyumbangkan inflasi," ujarnya.

Untuk itu, TPID Rejang Lebong ini ke depannya akan melihat langsung kondisi di bawah, dalam hal ini petani, kemudian melakukan pembinaan kepada petani maupun pedagang di Kabupaten Rejang Lebong sehingga harganya bisa stabil dan bisa menekan inflasi.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018