Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu melatih 30 orang aparatur sipil negara (ASN) untuk memantau kualitas udara di wilayah perkotaan daerah itu.

Mereka dilatih memantau kualitas udara dengan menggunakan metode "passive sampler" dengan parameter kandungan sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2).

"Aparatur dari tingkat provinsi dan kabupaten/kota dilatih untuk memantau kualitas udara dengan metode passive sampler," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Bengkulu, Agus Priambudi di Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan pemantauan udara ambien tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas udara di wilayah perkotaan yang akan digunakan untuk menentukan Indeks Kualitas Udara (IKU) kabupaten dan kota.

Berdasarkan data Dinas LHK Provinsi Bengkulu, indeks kualitas udara di Provinsi Bengkulu pada 2017 berada pada nilai 92,5 jauh di atas IKU nasional yakni 82.

Pelatihan tersebut, lanjut dia, untuk menyatukan persepsi dan kemampuan para aparatur Dinas LHK baik provinsi maupun kabupaten/kota dalam pemantauan kualitas udara ambien.

Menurut dia, ada empat aspek dalam pengukuran kualitas udara ambien, yakni transportasi, perumahan, industri dan pemukiman. Dengan empat aspek tersebut maka akan diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara.

"Kualitas udara yang bagus akan menjadi modal penting dalam menyukseskan tahun kunjungan wisata Bengkulu tahun 2020," kata dia.

Pelatihan itu menghadirkan Kasi Inventarisasi dan Status Kualitas Udara Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian LHK RI, Nevy Rinda Nugraini.

Para peserta diberikan simulasi pemasangan alat pemantau udara serta diskusi dan tanya jawab.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018