Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Kaukus Perempuan Politik Indonesia Provinsi Bengkulu mengajak partai politik agar bersedia memberikan nomor urut "cantik" bagi calon legislator perempuan, sehingga potensi segmen ini terpilih pada Pemilu legislatif 2019 lebih tinggi.
"Itu bentuk dukungan bagi keterwakilan perempuan di parlemen, jadi bukan hanya formalitas pemenuhan kewajiban saja untuk keterwakilan ini," kata Ketua KPPI Provinsi Bengkulu Leni Haryanti John Latief di Bengkulu, Senin.
Menurutnya, selama ini potensi tertinggi mendapatkan nomor urut pertama dan nomor bagus lainnya jatuh kepada pimpinan partai politik atau pejabat parpol lainnya sehingga tidak banyak calon legislator perempuan memiliki peluang untuk dapat menggunakan nomor urut yang mudah terlihat atau menarik minat pemilih.
Memang, kata Leni, sekarang menjadi legislator tidak lagi dihitung berdasarkan nomor urut, tetapi di masyarakat masih ada stigma bahwa semakin besar nomor urutnya, maka orangnya semakin kurang berkompeten untuk dipilih.
"Ini sudah perempuan, nomor urutnya di bawah, lebih baik pilih yang nomor satu saja," kata Leni menmprakirakan kondisi yang kemungkinan akan dipikirkan pemilih sesaat akan mencoblos.
Setidaknya calon legislator perempuan bisa menempati nomor urut dua atau tiga dalam surat suara, sehingga lebih mudah ditemukan ketika pemilih membuka surat suara.
"Saat buka surat suara, calon perempuan langsung terlihat, peluang untuk dipilih pun menjadi sebanding dengan kaum laki-laki," ujarnya
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Itu bentuk dukungan bagi keterwakilan perempuan di parlemen, jadi bukan hanya formalitas pemenuhan kewajiban saja untuk keterwakilan ini," kata Ketua KPPI Provinsi Bengkulu Leni Haryanti John Latief di Bengkulu, Senin.
Menurutnya, selama ini potensi tertinggi mendapatkan nomor urut pertama dan nomor bagus lainnya jatuh kepada pimpinan partai politik atau pejabat parpol lainnya sehingga tidak banyak calon legislator perempuan memiliki peluang untuk dapat menggunakan nomor urut yang mudah terlihat atau menarik minat pemilih.
Memang, kata Leni, sekarang menjadi legislator tidak lagi dihitung berdasarkan nomor urut, tetapi di masyarakat masih ada stigma bahwa semakin besar nomor urutnya, maka orangnya semakin kurang berkompeten untuk dipilih.
"Ini sudah perempuan, nomor urutnya di bawah, lebih baik pilih yang nomor satu saja," kata Leni menmprakirakan kondisi yang kemungkinan akan dipikirkan pemilih sesaat akan mencoblos.
Setidaknya calon legislator perempuan bisa menempati nomor urut dua atau tiga dalam surat suara, sehingga lebih mudah ditemukan ketika pemilih membuka surat suara.
"Saat buka surat suara, calon perempuan langsung terlihat, peluang untuk dipilih pun menjadi sebanding dengan kaum laki-laki," ujarnya
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018