Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Bengkulu melibatkan pengurus Majelis Ulama Indonesia untuk menekan inflasi daerah yang mencapai angka 1,32 persen pada Januari-April 2018.

"Kami menggandeng MUI untuk menekan inflasi terutama selama bulan puasa ini," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan kondisi terkini inflansi di Provinsi Bengkulu berada pada peringkat kedua se-Sumatera setelah Provinsi Lampung.

Pada rentang Januari hingga April 2018 angka inflasi tertinggi, yakni Provinsi Lampung mencapai 1,45 persen dan urutan kedua Provinsi Bengkulu pada angka 1,32 persen.

Dalam kurun waktu tersebut, kata dia, angka inflasi tertinggi disumbang oleh maskapai penerbangan dan angka inflasi tertinggi dari tahun ke tahun terjadi menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

"Karena konsumsi masyarakat menjadi tinggi dibarengi harga bahan kebutuhan yang juga tinggi saat bulan puasa dan hari raya," ucapnya.

Untuk mengendalikan daya konsumsi masyarakat tersebut maka perlu sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dengan pendekatan nilai- nilai agama.

Ketua MUI Provinsi Bengkulu, Prof Rohimin mengatakan siap membantu pemerintah dalam mengendalikan inflansi sesuai dengan tugas dan fungsi para ulama.

"Para ulama dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak berlebih-lebihan berbelanja di bulan Ramadhan ini," katanya.

Pemahaman yang diberikan kepada masyarakat agar tidak menuruti hawa nafsu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari secara berlebihan untuk mengendalikan laju inflasi.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018